Jakarta - Belum lama ini kita dikejutkan dengan kaburnya
10 orang tahanan BNN dari sel tahanan Selasa dini hari (31/03). Sontak, hal itu membuat kita mempertanyakan
bagaimana sistem penjagaan di gedung BNN.
Tidak ingin mengulang kembali kesalahan yang sama, Menteri
Hukum dan HAM Yasonna Laoly meminta TNI
ikut berperan dalam meningkatkan kapasitas petugas lapas.
Kamis (02/04) bertempat di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta
timur, Menteri Yasonna Laoly dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko menandatangani
nota kesepahaman kerjasama penyelenggaraan tugas dan fungsi
pemasyarakatan. Nota kesepahaman yang
ditandatangani tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengamanan, pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) dan kapasitas petugas pemasyarakatan.
"Filosofi nota kesepahaman dilatarbelakangi
keterbatasan pemasyarakatan dari segi kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia, sarana dan prasarana," ujar Yasonna di Mabes TNI, Cilangkap,
Jakarta Timur.
Yasonna menambahkan, pihaknya memerlukan strategi dan
kemampuan khusus dalam penanganan pemasyarakatan.
"Padahal tugas pemasyarakatan cukup berat namun
mulia dalam membina dan membimbing WBP agar menyadari kesalahannya dan tidak
mengulanginya kembali," jelasnya.
"Personel TNI yang jaga masuk masa pensiun. Sehingga
perlu 220 prajurit," imbuhnya.
Lanjut dia, nota kesepahaman meliputi pembinaan mental
tugas pemasyarakatan dan pembinaan disiplin WBP. Serta pengamanan lapas dan
rumah tahanan yang rawan gangguan keamanan dan ketertiban.
"Pos TNI di lapas dan tugas personel TNI sebagai
petugas pemasyarakatan. Pemanfaatan rutan militer bagi WBP dan hibah senjata
api organik TNI non standar kepada Dirjen Pemasyarakatan," kata politikus
PDIP ini.
Dia menambahkan, nota kesepahaman berlaku hingga lima
tahun mendatang. "Kalau habis bisa diperpanjang lagi. Diharapkan kerjasama
ini dapat saling mengisi," tutupnya.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan bahwa kerjasama
tersebut sudah direncanakan pada tahun lalu. Sehingga kerjasama tersebut perlu
disiapkan lebih matang.
"Kita akan menganut zonanisasi jadi nanti rutan atau
lapas di Sumatera perlu prajurit nanti kita akan ambilkan prajurit di Sumatera.
Jadi nanti biar dekat juga dengan keluarganya," kata Moeldoko.
Menurut dia, prajurit TNI yang masuk massa pensiun bisa
diperbantukan untuk melatih kemampuan menembak dan kedisiplinan.
"Saya kira usia 55 tahun masih bagus ya fisiknya
dengan begitu biar nanti disitu bisa menularkan kedisiplinannya kemampuan
menembak," tandasnya. (ds)
No comments:
Post a Comment