Setelah melewati serangkaian uji
pada beberapa RCWS (Remote Control Weapon System), akhirnya BUMN Strategis PT
Pindad telah mengikat kerjasama dengan Kongsberg, manufaktur pertahanan dari
Norwegia dalam rencana implementasi produksi RCWS di Indonesia.
Meski belum ada penjelasan resmi untuk program pengadaan
RCWS pada ranpur TNI, namun mengingat tebaran unit tank, APC dan IFV di arsenal
TNI, menjadikan pasar yang menjanjikan bagi PT Pindad untuk kelak memproduksi
RCWS, belum lagi jika nanti ada ijin untuk melakukan ekspor.
Mengacu pada foto direktur utama PT Pindad yang sedang
melakukan prosesi hand shake kerjasama dengan pihak Kongsberg, terlihat latar
RCWS jenis M153 Protector. Dan dalam beberapa pemberitaan di Tanah Air, memang
disebut-sebut M153 Protector (Crows II) sebagai RCWS yang akan digarap PT
Pindad. Seperti halnya program ToT (Transfer of Technology) dari manufaktur
lain, biasanya sebelum itu sudah dilangsungkan kontrak pembelian sebagai
landasan dikeluarkannya program ToT oleh manufaktur. Tapi sampai saat ini belum
terdengar kontrak pengadaan RCWS Kongsberg dari pihak Kemneterian Pertahanan
(Kemhan) RI.
Meski begitu, Kongsberg sendiri bukan nama yang asing
dalam jagad alutsista TNI. Beberapa alutsista berkualifikasi high tech justru
dipasok oleh Kongsberg. Sedikit kilas balik, drone bawah laut Hugin 1000 yang
bisa menyelam sampai kedalaman 3.000 meter, dipasok oleh Kongsberg. Drone bawah
laut atau AUV (Autonomous Underwater Vehicle) ini menjadi kelengkapan pada KRI
Rigel 933 dan KRI Spica 934. Kemudian combat management system pada kapal selam
Nagabanda Class TNI AL (Changbogo Class) juga menggunakan jenis
KongsbergMSI-90U Mk 2. Lalu dalam proyek medium SAM, Paskhas TNI AU juga tengah
melirik ‘keras’ pada sistem rudal NASAMS dari Kongsberg.
Kembali ke M153 Protectior, desain RCWS ini mengusung
model modular dengan dua bagian utama, yakni modul senjata dan modul kendali.
Yang mambuat M153 Protector agak beda dari RCWS jenis lain adalah kemampuan
integrasi dengan peluncur rudal anti tank FGM-148 Javelin. Dalam modul senjata,
dapat dipasang satu unit peluncur Javelin, menjadikan sosok ranpur sekelas Anoa
6×6 dapat memberi ancama serius bagi ranpur sekelas MBT (Main Battle Tank).
Infanteri TNI AD pun kini telah menerima kedatangan rudal Javelin, jadi integrasi
pada sistem RCWS ini bukan sesuatu yang sulit nantinya.
M153 Protector dirancang untuk dapat dipasangkan pada
beragam jenis senjata dari kaliber sedang dan menengah/berat. Selain SMB
(Senapan Mesin Berat) Browning M2HB kaliber 12,7 mm. M153 Protector juga pas
dipasangkan senjata yang lebih kecil. Di unit militer Amerika Serikat, M153
Protector biasa digunakan pada jenis senjata M240 kaliber 7,62 mm (varian FN
GPMG), M249 kaliber 5,56 mm (varian FN Minimi) dan pelontar granat otomatis
kaliber 40 mm.
RCWS ini dilengkapi teknologi Detached Line of Sight
(DLoS), memungkinkan bagi juru tembak (gunner( tetap fokus pada bidikan
sasaran, sementara urusan kalkukasi dan baliktik telah ditangani oleh sistem
komputer. Dalam membidik sasaran di medan terjal, RCWS dilengkapi fitur lock
on, sehingga target dapat terkunci berkat dukungan full stabilized system.
Urusan bidik membidik di segala cuaca juga sudah diperhitungkan, Kongsberg
memberikan thermal imager dengan kombinasi autofocus dan e-zoom. Menyadari
peran vital kamera sebagai ujung tombak pengoperasian RCWS, daylight camera
menghadirkan kemampuan wide field view sampai 45 derajat. Daylight camera ini
punya kebisaan melakukan zoom sampai 30x pembesaran.
Soal akurasi pada sasaran kerap menjadi isu dalam RCWS, disini
Kongsberg menggunakan laser range finder untuk pengukuran jarak pada sasaran.
Jumlah bekal amunisi yang dibawa pun terbilang fleksibel dengan kapasitas
magasin yang besar. Untuk proteksi perangakat vital, seperti sensor dan kamera
dapat diberi lapisan pelindung tahan peluru. Secara umum sistem RCWS ini
mengusung standar Mil-Standar 461 dan Mil-Standar 810.
M153 Protector terbilang kenyang dalam operasi militer di
Afghanistan dan Irak. Resminya pada Agustus 2007, Kongsberg mendapat kontrak
dari AD AS untuk proyek Crows (Commonly Remotely Operated Weapon Station) II,
proyek ini digadang AD AS untuk penempatan weapon station bagi kendaraan
tempur.
Rancangan M153 Protector berasal dari M151 Protector,
yang terbukti kehandalannya dalam 17 juta jam operasi, dengan 6 jam diantaranya
dilibatkan penuh dalam pertempuran. Dalam rilisnya, Kongsberg menyebut tingkat
kesiapan tempur senjata ini terbukti diatas 99%. Sampai saat ini, 2.500 unit
M151 dan M153 Protector telah terjual di seluruh dunia. Dan pada tahun 2008,
disebutkan ada kontrak penambahan sebanyak 7.000 unit. Sistem RCWS Protector
hingga kini telah dioperasikan oleh AS, Australia, Kanada, Ceko, Finlandia,
Inggris, Irlandia, Luxembourgh, Belanda, Norwegia, Swiss, dan Perancis. (Bayu)




No comments:
Post a Comment