Jakarta/ZONASATU - Peringatan
hari Pahlawan 10 November 2018 ini oleh Gnerasi Milenial harus dijadikan momentum untuk mengenang perjuangan
para pahlawan yang telah berjuang dengan penih pengorbanan darah demi
mempertahankan negara Indonesia di masa penjajahan dulu. Sehingga para generasi
milenial harus dapat mensyukuri bahwa bangsa Indonesia tetap tegak berdiri dan harus
dapat menjadi pahlawan milenial dalam mengisi kemerdekaaan ini dengan
baik.
“Generasi milenial sekarang ini kebanyakan
sudah punya media sosial masing-masing, untuk itu kita para generasi muda juga
harus bisa memposting di media sosialnya masing-masing bahwa NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia) ini menjadi harga mati dan kita harus bisa mengisi
kemerdekaan yang telah diberikan para pendahulu kita,” ujar atlit muda yang
juga pereli nasional Rizal Harsya Sungkar di Jakarta, Jumat (9/10/2018).
Namun
Rizal mengatakan bahwa, perjuangan generasi milenial jaman sekarang tentunya
tidak sama dengan perjuangan para pahlawan jaman dahulu yang mengankat senjata
untuk mengusir penjajah. Dirinya mencontohkan atas prestasi yang pernah
diraihnya di ajang reli yang digelar di luar negeri dimana dirinya sudah
berkali-kali meraih prestasi dengan mengkibarkan Merah Putih di negeri lain.
“Saya
sebagai atlit dari cabang otomotif dengan di dukung pemerintah selama ini bisa
berangkat untuk pergi ke luar negeri dengan membawa bendera Indonesia yang
diharapkan bisa menang untuk menjadi
pahlawan dengan mengkibarkan bendera Merah Putih di Luar Negeri. Dan
Alhamdulillah saya sudah sering naik podium di luar negeri salah satunya
menjadi Juara Nasional Reli Malaysia pada tahun 2006 lalu,” ujar lelaki
kelahiran Jakarta, 24 Agustus 1981 ini
Dengan
bisa mengkibarkan Merah Putih di luar negeri menurutnya dapat menunjukkan
kepada dunia luar bahwa Indonesia ini bisa eksis dunia, dimana generasi
mudanya punya talenta yang tinggi dan bisa berprestasi. “Tentunya ini membuktikan
bahwa Indonesia adalah negara yang memang aman, tentram karena rakyatnya juga bisa
menunjukkan prestasinya di luar negeri,” kata adik kandung pereli internasional
Rifat Sungkar ini.
Namun
demikian dirinya mengatakan bahwa untuk mengisi kemerdekaan itu tidak hanya
seperti dirimya yang merupakan atlit dari cabang otomotif. Karena setiap
manusia itu punya talenta masing-masing yang tidak hanya di bidang olah raga
saja, tapi bisa prestasi di sekolah seperti menerima beasiswa untuk berangkat di
luar negeri menempuh pendidikan karena pintar serta berprestasi di bidang ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan keahliannya.
“Jadi
ada berbagai macam cara kita bisa berangkat sebagai representative dari
Indonesia dan tentunya semua itu awalnya juga dari perjuangan yang sangat
keras. Dari 250 juta rakyat Indonesia
kita semua harus bisa mempunyai cita-cita yang tinggi untuk mengisi
kemerdekaan. Jadi sudah saatnya generasi milenial ini menjadi pahlawan dengan membawa
nama Indonesia ke pentas dunia untuk kemajuan negeri ini,” kata kakak ipar dari
artis Revalina S. Temat ini.
Dirimya
juga sangat menyesalkan terkait maraknya berita bohong (hoax), ujaran kebencian
yang bermunculan di media sosial yang tentunya dapat merusak persatuan bangsa.
Rizal mengatakan, media sosial itu sejatinya adalah tempat seseorang untuk berbagi
pikiran masing-masing yang dalam artian belum tentu pikiran seseorang itu
adalah suatu hal yang benar sehingga para pengguna media sosial jangan menelan
mentah-mentah dari isi media sosial tersebut. Karena dengan adanya media sosial
itu tentunya orang bebas berapresiasi tentang dirinya sendiri mengenai apa yang
dia yakini.
“Jadi hati-hatilah dalam menggunakan media sosial karena
orang bisa melihat kita dari perspektif yang berbeda-beda juga. Dan media
sosial adalah privasi masing-masing orang dan jangan kita membagikan secara
berantai ke pihak lain. Apalagi kalau berita itu tidak benar. Kita harus
menjadi pahlawan di media sosial demi menjaga persatuan. Kalau informasi itu positif
demi kebaikan bangsa ya silahkan dibagikan, tetapi kalau tidak positif dan bisa
merusak persatuan diantara kita ya cukup selesai sampai disitu saja,” kataya
mengingatkan.
Anak
dari pasangan Helmy dan Ria Sungkar ini juga mengingatkan kepada para generasi
milineal harus dapat menjaga persatuan dan saling menghormati antar sesama
warga negara, apalagi Indonesia ini
merupakan sebuah negara yang memiliki berbagai macam suku, agama dan budaya
yang bermacam-macam.
“Itulah
Indonesia Raya yang sebanarnya, dimana keberagaman yang dimiliki Indonesia ini
menjadi sesuatu yang menarik. Tidak ada negara di luar Indonesia yang mempunyai
begitu banyak suku, budaya yang berbeda-beda. Indonesia inilah yang memiliki
budaya yang berbeda-beda sehingga kita tetap bersatu dan kita tetap mempunyai satu
tujuan untuk menjaga Indonesia ini agar tetap
bersatu. Kita harus bisa gaungkan kepada dunia luar keberagaman yang
dimiliki Indonesia ini,” kata pria yang barus saja memastikan sebagai Juara
Nasional Sprint Rally musim 2018 ini.
Menurut suami dari Feby S. Temat ini, kita boleh melihat negara lain dengan kemajuan
tehnologi dan kebebasan informasi dan lain sebagainya, tapi harus dingat bahwa Indonesia
masih punya budaya, nilai-nilai sopan
santun antar sesama sehingga sebagai warga negara harus bisa menghargai orang
lain, dimana semua orang tentunya juga ingin hidup damai dan sejahtera di
Indonesia ini.
“Jika
terjadi perbedaan janganlah dijadikan sebagai masalah yang besar, tapi
harus bisa menjadi bahan pelajaran bahwa orang tersebut menjalankan
kehidupannya bukan untuk orang banyak tetapi untuk dirinya sendiri. Kita harus sadar
bahwa irang di Indonesia ini mempunyai pikiran lain-lain maka hargailah orang lain apalagi kalau orang itu
tidak merugikan kita dan bangsa ini,” ujarnya mengakhiri
***
Penulis : Adri Irianto
Sumber : -
Penulis : Adri Irianto
Sumber : -
No comments:
Post a Comment