Jakarta/ZONASATU - Ulama selama ini
dikenal sebagai tokoh atau pemimpin
agama yang dapat mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik dari
berbagai macam masalah, baik masalah agama ataupun masalah yang dihadapi sehari
hari lainnya seperti masalah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Untuk itu masyarakat
harus dapat menghormati dan menghargai para ulama sebagai guru yang dapat
dipanuti.
“Dalam
bahasa Arab, Ulama itu adalah orang yang mengetahui ilmu keislaman dan hanya
takut kepada Allah. Jadi menghormati ulama di dalam Islam itu adalah suatu
keharusan karena ulama itu adalah pewaris para Nabi. Karena Nabi itu tidak
mewariskan uang, tidak mewariskan dinar, dirham ataupun harta, tetapi Nabi
mewariskan ilmu yang ditularkan kepada para ulama,” kata Ketua Ikatan Dai
Indonesia (IKADI), Prof, Dr, KH. Ahmad Satori Ismail, MA, di Jakarta, Senin
(10/12/2018.
Selain
itu menurutnya, ulama juga merupakan guru yang dapat merekatkan persatuan
diantara kehidupan masyarakat. Karena dalam sejarah bangsa Indonesia sendiri, ulama
juga dikenal sebagai guru bangsa yang tanpa lelah telah ikut membangun dan mempertahankan kedaulatan
bangsa. Karena sampai sekarang pun ulama adalah para pejuang dalam merekatkan
persatuan bangsa demi NKRI ini
“Ulama
itu tidak hanya sekedar mengajarkan agama saja, tapi ulama juga sebagai contoh
bagi masyarakat untuk memperekat persatuan bangsa. Dan ulama itu tentunya juga
bisa menyatukan para umat dan masyarakat pada umumnya dan tidak memecah belah,”
katanya
Namun
demikian dirimya tidak memungkiri jika ada seseorang yang juga mengaku sebagai
ulama tetapi justru malah sering mengucapkan ujaran kebencian yang dapat
menimbulkan perpecahan. Menurutnya, kalau ada manusia yang tergelincir lidahmya
saat berbicara dengan menjelekkan orang tentunya diharapkan ucapannya itu bisa
diluruskan
“Kalau
ulama itu tentunya adalah orang-orang yang dalam ucapannya selalu baik, dalam
berperilaku juga baik, yang tentunya sesuai dengan tuntunan Al Quran dan As Sunnah yang tentunya dengan mengambil contoh kehidupan dari Nabi, bukan
malah berbicara menjelek-jelekkan,” kata Direktur Pascasarjana Pasca sarjana
Universitas Islam As Syafi’iyah Jakarta ini.
Untuk
itu dirinya berpesan agar masyarakat dapat memilih ulama yang dapat dijadikan
panutan, karena bagi masyarakat sendiri dalam memilih ulama yang memiliki ilmu
islamnya yang benar-benar dalam itu agak susah. Apalagi kalau masyarakatnya
sendiri pamahaman agamanya juga awan apalagi jika dipengaruhi propaganda di
media social yang sangat begitu masif yang dapat memecah persatuan bangsa
“Pemikiran
masyarkat yang seperti inilah yang harus kita
perbaiki bersama bagaimana masyarakat kita ini benar-benar mengerti
tentang fungsi dan memahami tentang ulama. Apalagi dalam menghadapi tahun
poltik ini kadang-kadang banyak hal yang disangkut pautkan dengan perpolitikan.
Tentunya hal ini kadang-kadang menjadi semu tentang siapa ulama yang sedang
berbicara tersebut,” ujar anggota Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia (MUI)
ini.
Namun
demikian dirinya tidak setuju jika para ulama tidak dipebolehkan berbicara
dalam hal –hal masalah politik. Karena
berbicara masalah politik itu sendiri juga merupakan suatu keharusan,
tetapi berpoltiknya tentunya harus dengan cara yang baik dan tidak menjelek
jelekkan orang lain.
“Bicara
politiknya tentunya hal-hal yang benar, hal hal yang bisa mengangkat martabat
dan harkat bangsa ini sehingga bangsa ini juga merasa terayomi oleh para ulama
sehingga masyarkat sendiri akan merasakan manfaatnya ulama yang ada di tengah
tengah masyarakat itu,” tuturnya.
Karena
jika masyarakat sendiri merasa terayomi dengan kehadiran ulama maka secara
perilmuan juga bertambah. Selain itu secara pengetahuan dan secara ekonomi juga
menjadi baik sehingga kehidupan yang secara umum juga bertambah baik.
“Nah
tentunya ini juga merupakan kewajiban dari para ulama sejak dahulu saat para ulama
kita juga ikut serta dalam merebut untuk
memerdekakan negeri ini dari penjajah. Sehingga ulama ini tidak bisa dilepaskan
begitu saja dari unsur-unsur perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia
ini,” kata Alumni Universitas Al Azhar Mesir ini.
Selain
itu dirimya juga berpesan kepada para kelompok ormas-ormas islam bersama
pemerintah untuk dapat mengangkat kembali kredibilitas ulama di masyarkat yang
dapat dijadikan panutan ataupun guru sebagai
perekat kehidupan dan persatuan bangsa dengan menyiapkan kader-kader
ulama yang kredibel,
“Seluruh
ormas islam harus dapat menyiapkan kader-kader ulama yang benar-benar mengerti
terhadap ajaran islam secara utuh dan tentunya juga perilakunya, ucapannya
merupakan pewaris para nabi. Tentunya ini kewajiban ormas islam di Indonesia
dibantu pemerintah ini untuk melakukan persiapan-persiapan untuk itu,” ujarnya mengakhiri
***
Penulis : Adri Irianto
Sumber : -
Penulis : Adri Irianto
Sumber : -



No comments:
Post a Comment