Jakarta, ZONASATU - Pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj yang menyebut peran tokoh agama harus dipegang orang NU, dari imam masjid hingga Menteri Agama, kembali menuai kritikan. Pernyataan Said saat Harlah Muslimat NU yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Ahad 27 Januari 2019, lalu, dianggap dapat memunculkan perpecahan umat.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat ditemui wartawan di
Kantor Wakil Presiden, Selasa 29 Januari 2019, menyarankan, Said Aqil mengklarifikasi
pernyataannya tersebut karena dirasa tidak tepat.
JK membeberkan, dalam hukum Islam, imam dan khatib
dipilih karena kompetensi yang dimiliki. Iapun menilai, kemampuan seseorang
tidak dibatasi oleh organisasi apapun.
"Jadi ya kurang tepat kalau dilakukan dalam skala organisasi,
tapi (dilakukan oleh) siapa yang mampu," ujar Jusuf Kalla dikutip dari
tempo.co.
JK menambahkan, dirinya yakin Said Aqil bersedia
mengklarifikasi pernyataannya agar tak menjadi polemik bagi umat Islam
Indonesia.
"Saya yakin beliau arif untuk mengklarifikasi bahwa
dalam hukum agama tidak terbatas, hanya dari NU contohnya, tapi yang lain
juga," tambahnya.
Sementara itu,Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia
Anwar Abbas meminta Said menarik kembali
pernyataannya. Abbas menilai ucapan
Ketua Umum PBNU itu mengancam persatuan umat Islam.
"Kalau ini juga menjadi sikap NU, maka negeri ini
akan ada dalam bahaya. Untuk itu saya meminta Said Aqil Siradj untuk menarik
ucapannya agar negeri ini tidak rusuh. Karena ucapan tersebut jelas-jelas
sangat mengancam persatuan dan kesatuan umat," Anwar Abbas dalam keterangannya, Ahad, 27
Januari 2019.
***
Sumber : Tempo
Sumber : Tempo



No comments:
Post a Comment