Prof Komaruddin Hidayat Ditunjuk Presiden Jokowi untuk Jadi Rektor UIII - ZONASATU.CO.ID

Breaking

Home Top Ad

Tuesday, 4 June 2019

Prof Komaruddin Hidayat Ditunjuk Presiden Jokowi untuk Jadi Rektor UIII

Jakarta, ZONASATUPresiden RI, Joko Widodo (Jokowi) menunjuk mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr. Komaruddin Hidayat, sebagai Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Penunjukan dilakukan melalui penerbitan surat Keputusan Presiden Nomor 37/M Tahun 2019 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia

"Betul, Keppres pengangkatan Prof Komar sudah ditandatangani Presiden. Itu jika enggak salah, akhir bulan Mei 2019 kemarin," ujar Staf Khusus Presiden Siti Ruhaini, Selasa (4/6/2019).

Meskipun ditunjuk melalui Keppres, lanjut dia, nama Komaruddin sendiri merupakan hasil penggodokan sebuah konsorsium yang mengemban amanah menjalankan aktivitas universitas tersebut.

"Konsorsium ini dibuat karena universitas ini dikhususkan bagi post-graduate. Jadi, agar tidak overlapping dengan universitas-universitas Islam yang berada di bawah Kementerian Agama," tutur Siti.

Bahkan Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Luar Negeri turut dilibatkan dalam penunjukan nama Komaruddin sebagai pimpinan UIII.

Siti berpendapat, penunjukkan Komaruddin Hidayat menjadi Rektor UIII oleh Presiden Jokowi sangat tepat. "Alasan pertama, Prof Komaruddin sudah pernah menjadi rektor di UIN Jakarta pada periode 2006-2010, kemudian dilanjutkan kembali tahun 2010-2015 dan sukses membawa universitas itu menjadi salah satu universitas Islam terbaik di Indonesia," ujar Siti.

Kedua, Siti memandang bahwa pria kelahiran Magelang, 18 Oktober 1953 itu sangat produktif dalam pengembangan studi Islam di Indonesia. Hingga saat ini, Komaruddin diketahui aktif menjadi tenaga pengajar di sejumlah perguruan tinggi. Selain itu, Komaruddin juga aktif menulis kolom di banyak media media massa dengan tema tantangan Islam pada era saat ini.

"Jadi, saya rasa, Presiden menunjuk beliau menjadi rektor UIII ini cukup beralasan," ujar Siti.

Sementara itu Komaruddin sendiri mengaku sudah menerima Keputusan Presiden (Keppres) tentang penunjukan terhadap dirinya tersebut. "Saya sudah menerima keppresnya," kata Komaruddin.

Komaruddin, yang juga menjadi Ketua Harian Pembangunan UIII, mengatakan universitas itu berstatus PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum). Dia berharap UIII bisa memulai proses perkuliahan pada 2020.

"Diharapkan tahun 2020 perkuliahan bisa dimulai. Beberapa tawaran kerja sama dari mitra universitas luar negeri sudah ada. Termasuk dari Universitas Al-Azhar, Mesir, dalam kajian Islam, bersedia mengirimkan profesornya. Untuk tahap awal semua mahasiswa disediakan beasiswa bagi yang memenuhi syarat, baik mahasiswa asing maupun Indonesia," ucapnya.

Komaruddin mengatakan pembangunan fisik dan program studi UIII dibangun secara bertahap selama 3 tahun. Dia menyebut ada tiga pilar utama UIII, yakni perkuliahan tingkat S2/S3, Pusat Riset Strategis, dan Pusat Kebudayaan.

UIII, kata Komaruddin, dibangun di atas tanah seluas 140 hektare. Namun dirinya menyebut pembangunan gedung tak lebih dari 30 persen dari luas lahan.

"Selebihnya merupakan taman hijau sebagai serapan air sesuai dengan aturan tata ruang pemda Depok. Dulu tanah itu dikuasai RRI, lalu dialihkan ke Kemenag, karena penggunaannya tidak optimal. Hanya untuk bangun menara siaran. Ke depan, menara RRI masih tetap di situ dengan teknologi mutakhir, tidak akan memakan tempat yang luas," jelasnya.

Seperti diketahui, Pembangunan UIII diprakarsai oleh Presiden Jokowi.  Presiden Jokowi meletakkan batu pertama pembangunan kampus UIII di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (5/6/2018). Pembangunan kampus menelan dana hingga Rp 3,9 triliun. Harapannya, UIII akan menjadi pusat kajian, penelitian dan implementasi peradaban Islam wasathiyah atau Islam moderat, baik di Indonesia, maupun dunia.

"Sudah sewajarnya serta sepantasnya Indonesia menjadi rujukan kemajuan peradaban Islam dunia. Ya inilah nanti tempatnya," kata Jokowi saat peletakan batu pertama.

Proyek ini merupakan bagian Proyek Strategis Nasional (PSN) dan direncanakan selesai pembangunannya selama empat tahun ke depan sejak peletakkan batu yang pertama. Meski demikian, Presiden berharap tahun 2019 ini sudah ada bangunan yang berdiri dan dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, meskipun belum maksimal.

Jokowi saat itu didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Mendikbud Muhadjir Effendy, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakapolri Komjen Syafruddin, dan duta besar sejumlah negara. Jokowi mengatakan pembangunan kampus ditargetkan selesai 4 tahun. Namun, mulai 2019, kampus sudah dapat digunakan untuk beberapa jurusan.

Editor: Setiawan
Foto: -
Sumber: Berbagai sumber

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad


UNESCO menyebutkan Indonesia berada diurutan nomor dua dari bawah soal literasi dunia yang berarti penduduk Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah yaitu 0,001% atau dari 1.000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca. Yuk, perkaya literasi dan biasakan membaca sampai selesai.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?