
Hal tersebut
dikatakan Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deadikalsiasi Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayjen TNI. Hendri Paruhuman Lubis
dalam pengarahannya kepada para Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas)
se-Nusakambangan dan Cilacap pada acara Rapat Sosialisasi dan Koordinasi Rangkaian
Kegiatan Pemindahan terhadap WBP yang ada di Lapas wilayah Nusakambangan untuk
dipindahkan ke Pusderad Sentul. Sosialisasi dan Koordinasi pemindahan tersebut
digelar di Hotel Dafam Cilacap, Selasa (5/11/2019)
“Tentunya dengan
pemindahan ini agar para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) kasus terorisme yang
sudah menjalani assessment untuk bisa
pindah ke Pusderat Sentul ini nantinya bisa menjadi individu yang moderat dalam
rangka reintegrasi di masyarakat nantinya,” ujar Deputi I BNPT, Mayjen TNI.
Hendri Paruhuman Lubis dalam pengarahannya.
Lebih lanjut
alumni Akmil tahun 1986 ini menjelaskan pemindahan ini dilakukan sesuai dengan assement
yang dilakukan baik dari pihak BNPT, Detasemen Khusus (Densus) 88/Anto Teror
Polri dan juga lembaga psikologi dari Universitas Indonesia terhadap WBP. Dan dimana sebanyak 12 orang WBP
ini telah memenuhi syarat untuk dipindahkan ke Pusderat di Sentul.
“Kami berharap
mereka (WBP) yang kita pindahkan ini bisa menjadi lebih baik lagi. Harapannya
mereka nanti saat kembali ke masyarakat bisa bergabung lagi di tengah-tengah
masyarakat dalam kondisi yang baik seperti masyarakat biasa pada umumnya,” ujar
mantan Komandan Satuan Intel Badan
Intelijen Strategis (Dansat Intel Bais) TNI ini..
Pria yang karir
militernya dibesarkan di Pasukan “Baret Merah” Kopassus TNI-AD ini pun juga
berharap pergeseran atau pemindahan WBP dari Lapas yang berkualifikasi Super
Maksimum Security (SMS) ke Lapas Maximum Security sampai ke Sentul atau dari Medium ke yang paling rendah, ini juga bisa
terus berlanjut. Yang mana BNPT sendiri
di Pusderat Sentul juga akan membekali pelatihan terhadap WBP tersebut.
“Saya kalau
mendapatkan laporan dari Direktur Deradikaliasi yang mana sebelumnya telah
menadapatka laporan Kasubdit, saya melihat ini suatu hal yang luar biasa
program deradikalsiasi yang telah mereka lakukan selama ini,” ujar mantan
Dansat Induk Bais TNI ini.
Dininya menjelaskan
bahwa, selama di Pusderat Sentul, para WBP kasus terorisme ini setiap harinya
seperti melaksanakan kegiatan sekolah seperti pada umumnya menempuh pendidikan
formal. “Hari Senin WBP itu melaksanakan
pelajaran wawasan kebangsaan. Lalu Selasa materi wawasan keagamaan, hari Rabu
wawasan kewirausahaan. Kemudian hari Kamis, mendapatkan ilmu psikologi dari timnya
Prof. Hamdi Muluk (Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia). Dan hari
Jumat WBP mungkin melakukan olahraga. Jadi tidak terasa, satu tahun dua tahun
tentunya akan merasa cepat bagi mereka (WBP) untuk segera keluar (bebas) dan
kembali ke Masyarakat,” kata mantan Komadan Korem 173/Praja Vira Braja ini.
Selain itu menurut
Deputi I, tidak hanya materi kelas saja yang akan diberikan kepada para WBP ini
di Pusderat, para WBP nantinya juga
dibekali pembinaan keterampilan lainnya yang dilaksanakan di Balai Latihan
Kerja (BLK) yang ada di Pusderat Sentul
“Mereka (WBK)
ini juga kita berikan pelatihan baik itu pertanian, otomotif, kerajinan dan
keterampilan lainnya yang ada di BLK yang pertengahan bulan ini kita optimalkan
operasionalnya. Selain itu WBK ini juga diberikan kesempatan untuk bertemu
dengan keluarganya,” ujar mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus ini
menjelaskan.
Di hadapan para
Kalapas se Nusakambangan dan Cilacap tersebut Deputi I juga menjelaskan bahwa
kalau dirinya bersama jajaran pejabat BNPT lainnya pecan lalu telah mengunjungi
Mesir untuk melihat pola program deradikalsasi yang telah dilakukan pemerintah
Mesir.
Bahkan di Mesir
jajaran BNPT juga bertemu dengan salah satu tokoh teroris dari Mesir dulu
merupakan mantan pendiri organisasi radikal di Mesir, Syeikh Najih Ibrahim,
yang pernah menjalani hukuman penjara selama 25 tahun dan kini menjadi Ulama
Mesir.
“Rencana pada
tahun depan akan kita undang ke
Indonesia untuk berbicara di depan para napiter dan juga mantan napiter. Kami
juga bertemu dengan ulama milenial karismatik Mesir, yang mana usianya baru 33
tahun. Dia selama ini dipercaya oleh Al Azhar mesir untuk untuk memberikan narasi atau ceramah secara
moderat Tahun depan akan kita undang
juga kesini untuk berbicara dengan para ulama yang ada di Indonesia,” ujarnya
Dalam
kunjungannya ke Cilacap, Deputi I BNPT juga berkesempatan untuk meninjau Lapas
yang ada di Nusakambangan, salah satunya Lapas Kelas IIA Super Maximum Security
(High Risk) Pasir Putih. “Kunjungan ke Lapas di Nusakambangan ini untuk melihat
permasalahan yang dihadapi para Kalapas dan jajarannya dalam membina para WBP
kasus terorisme tersebut,” ujarnya mengkhiri
Selama di Lapas
Pasir Putih, Deputi I BNPT juga berkesempatan melihat program deradikalisasi
yang dilakukan Subdit Bina Dalam Lapas BNPT dibawah pimpinan Kasubdit Bida
Dalam Lapas, Kolonel Cpl. Sigit Karyadi, SH, yang dalam kesempatan tersebut sedang memberikan materi wawasan keagamaan
yang dilakukan oleh tokoh agama terhadap WBP yang menjalani pembinaan di Lapas
tersebut.
Pembinaan (Deradikalisasi)
di dalam Lapas itu sendiri sering dan ruting dilakukan oleh Subdit Bina Dalam
lapas BNPT terhadap para WBP teroris yang bersedia mengikuti program deradikalisasi
tersebut di seluruh Lapas yang ada di Indonesia dengan menggandeng tokoh agama,
tokoh negara dan bangsa dengan menggandeng Kementerian/Lembaga (K/L) terkait
lainnya sesuai dengan materi yang diberikan.
Sementara itu
dalam kesempatan tersebut Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris,
MA, yang turut hadir dalam kesempatan tersebut juga mengatakan bahwa proses
pemindahan WBP dari Nusakambangan ke Pusderad Sentul ini melalui proses yang
berlapis dan panjang yang juga ditangani oleh Lembaga Psikologi dari
Universitas Indonesia dibawah kepemimpinan Prof Dr.Hamdi Muluk
“Nanti para WBP
ini selama di Pusderad selain ditangani oleh pihak Lapas Khusus Kelas IIB
Sentul juga akan dibantu oleh Subdit Bina Dalam Lapas Khusus Terorisme
(Binlapsuster) BNPT. Pindah ke Pusderad ini tentunya harapan para WBP yang ada
di seluruh Lapas di Indonesia. Tapi tentunya tidak semudah itu, karena para WBP
itu harus menjalani proses yang ketat,” ujar Prof Irfan Idris.
Prof Irfan
berharap para WBP yang dipindahkan ke Pusderad ini nantinya dapat mengikuti
program dradikalsiasi secara rutin agar dapat membentuk pribadi yang moderat
dan berkembang decara positif baik kognitif maupun afektifnya
“Sehingga para
WBP tersebut bisa mendapatkan program deradikalsiasi yang terstruktur,
sistematis, terfokus dan berkesinambungan secara terpusat dalam satu lokasi,”
ujarnya mengakhiri
Seperti
diketahui, acara Sosialisasi dan Koordinasi pemindahan WBP yang dilaksanakan oleh Subdit Bina Lapas
Khusus Terorisme (Binlapsuster) BNPT dibawah pimpinan Kasubdit Binlapsuster,
Kolonel Mar. Andy Prasetyo ini juga dihadiri oleh Tim pskologi dari lembaga
psikologi Universitas Indonesia (UI) yang dipimpin Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si
dan Kasubdit Bina Dalam Lapas BNPT, Kolonel Cpl. Sigit Karyadi, SH..
Para undangan
yang hadir yakni seluruh Kelapa Lapas yang ada di wilayah se-Nusakambangan dan
Cilacap beserta jajaran, Komandan Kodim 0703/Cilacap, Letkol Inf. Wahyo Yuniartoto, SE, M.Tr (Han)
beserta jajaran maupun dari Pangkalan TNI-AL Cilacap. Lalu tampak hadir juga
dari pihak Kepolisan seperti Detasemen Khusus (Densus) 88/Anti Teror Polri dan
juga Polres Cilacap.
Editor | : Adri Irianto |
Foto | : - |
Sumber | : - |
No comments:
Post a Comment