Bandung, ZONASATU - Perguruan Tinggi sebagai tempat pembelajaran dan menuntut ilmu bagi para generasi muda bangsa sejatinya haruslah terbebas dari berbagai paham yang menyimpang yang bisa merusak masa depan bangsa Indonesia.
Namun pada kenyataanya yang terjadi Perguruan
Tinggi yang seharusnya netral malah rentan disusupi oleh paham seperti
radikalisme negatif maupun intoleransi yang tidak hanya menyasar dosen tetapi
juga terhadap mahasiswa.
Oleh karena itu Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Drs. Suhardi Alius, MH, mengingatkan
bahwa setiap Perguruan Tinggi rentan terpapar paham radikalisme dan perlu upaya
bersama untuk mengatasi hal tersebut.
Hal tersebut dikatakan Kepala BNPT usai
menghadiri Rapat Pleno Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) dalam
membahas Radikalisme dan Intileransi yang berlangsung di Gedung Balai Pertemuan
Ilmiah ITB, Bandung, Jumat (24/1/2020).
“Tidak hanya Perguruan Tinggi tertentu
yang bisa terpapar, tetapi semuanya bisa, yang membedakan hanya tebal tipisnya
saja. Oleh karena itu kita semua harus waspada dan harus bisa mengidentifikasi
hal tersebut. Karena itu bisa saja menjangkiti anak kita, saudara kita, atau
lingkungan kita,” ujar Komjen Pol Drs. Suhardi Alius, MH,
Lebih lanjut mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannass
RI ini menyampaikan bahwa dirinya hadir pada acara tersebut untuk berbagi informasi,
bertukar pikiran dan memberikan pemahaman kepada para Guru Besar ITB terkait
radikalisme dan intoleransi yang terjadi selama ini.
Selain Kepala BNPT, terdapat tiga
pembicara lain dari berbagai disiplin ilmu yaitu Prof. Dr. I. Bambang Sugiharto
dari Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan, lalu dari ITB sendiri tampak
hadir Prof. Yasraf Amir Piliang dan Prof. Tatacipta Dirgantara.
Dimana para pembicara tersebut memaparkan
berbagai macam kajian kaitannya tentang filosofi Pancasila, penafsiran
radikalisme serta bentuk-bentuk implementasi atas komitmen ITB yang telah
secara tegas menjunjung tinggi empat pilar kebangsaan dalam tiap kebijakannya.
“Saya hari ini diundang oleh FGB-ITB
dengan anggota 235 Guru Besar yang ingin mendengarkan pemaparan saya tadi secara
utuh soal radikalisme. Dan saya bukan pembicara tunggal di sini tapi juga ada
ulasan secara filosofi juga dari para Profesor yang lainnya, ” kata alumni
Akpol tahun 1985 ini.
Mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan,
dengan adanya kegiatan yang dihadiri para Guru Besar ini serta mendapatkan
penjelasan secara utuh dari dirinya terkait pola penyebaran paham radikal
terorisme tersebut, setidaknya bisa memberikan pemahaman secara utuh dan juga bisa
mengidentifikasi permasalahan yang sebenarnya terjadi di tengah tengah
masyarakat yang ada saat ini.
“Sehingga kita betul-betul bisa
mengidentifikasi apa masalah yang ada di tengah-tengah kita dan riil itu. Kita
identifikasi dan kita carikan solusinya bersama dengan melibatkan semua pihak,
termasuk FGB ini. Dan kita juga lihat tadi ternyata sangat antusias di dalam
karena baru menyadari demikian hebatnya permasalahan ini,” tutur mantan Kapol
da Jawa Barat ini.
Untuk itulah Kepala BNPT juga
mengharapkan adanya kerjasama dari semua pihak dalam menanggulangi permasalahan
radikalisme ini terutama dalam lingkungan perguruan tinggi untuk menjaga para
generasi muda penerus bangsa. Karena menurutnya hal ini tidak bisa diselesaikan
kecuali dengan keterlibatan semua pihak.
“Dan mudah-mudahan dengan pencerahan ini
kita betul-betul bisa mereduksi, kalau bisa menghilangkan itu semua. Karena
kita butuh mahasiswa dan dosen-dosen di ITB ini sebagai orang yang mendidik
anak-anak kita nantinya untuk menjadi masa depan Indonesia. Karena ITB termasuk
salah satu Perguruan Tinggi ternama di Republik ini yang mengasilkan bibit
unggul. Dan mudah-mudahan kita bisa jaga itu,” ungkap mantan Wakapoda Metri
Jaya ini mengakhiri.
Sementara itu dalam kesempatan tersebut Ketua
FGB-ITB Prof. Freddy Permana Zen menyampaikan apresiasinya atas kehadiran
Kepala BNPT dalam Rapat Pleno FGB-ITB tersebut karena telah memberikan
pencerahan kepada para Guru Besar ITB terkait pola penyebaran, cara
mengidentifikasi serta treatment-treatmennya jika menemukan hal tersebut di
lingkungan perguruan tinggi.
“Mewakili FGB-ITB saya mengucapkan
terima kasih kepada Kepala BNPT yang telah bersedia memberikan ilmu dan
pencerahan kepada kami semua. Jika Guru Besarnya itu tercerahkan, maka di
bawahnya akan ikut tercerahkan. Banyak para Guru Besar termasuk saya sendiri
jadi sadar betul bahwa ini bukan hanya kata orang,” ujarnya
Menurutnya, dengan penjelasan secara
detail dari Kepala BNPT terkait ciri dan pola penyebarannya tersebut maka
pihaknya pun juga sadar betul bahwa hal itu benar terjadi dan ada di lingkungan
Perguruan Tinggi.
“Untuk
itu juga akan serius menangani hal ini karena demi bangsa dan negara ini. Ini
bukan hanya masalah pemerintah tapi negara. Karena Presiden bisa saja berganti
tapi negara tidak. Insya Allah NKRI masih bisa terus berlangsung ke depannya,”
tutur Freddy
Turut hadir mendampingi Kepala BNPT dalam
acara tersebut yakni Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan
Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Direktur Pencegahan BNPT
Brigjen Pol. Ir. Hamli ME dan Direktur Penindakan BNPT Brigjen Pol. Drs. Torik
Triyono, M.Si.
| Editor | : Adri Irianto |
| Foto | : - |
| Sumber | : - |




No comments:
Post a Comment