![]() |
Serpihan Heli MI-17 yang jatuh pada Jumat (28/06/2019) silam, di Pegunungan Mandala, Pegunungan Bintang, Papua. (Foto : Istimewa) |
Izak menuturkan senjata api yang digunakan KST OPM
tersebut merupakan senapan organik milik prajurit TNI yang gugur dalam
kecelakaan jatuhnya helikopter MI-17 di Pegunungan Mandala, Kabupaten
Pegunungan Bintang, Papua, Juni 2019 silam.
"Benar (senjata api) yang digunakan KST pimpinan
Lamek Taplo dari helikopter MI17 yang membawa 12 prajurit TNI," ungkap Izak
pada Antara, Jumat (21/05/2021).
Izak membeberkan senjata itulah digunakan untuk
menyerang Satgas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) di Serambakon, Pegunungan
Bintang, Papua, Selasa malam (18/05/2021).
"Kontak (baku tembak) terjadi saat kendaraan yang
ditumpangi anggota dari Yonif 310/KK dan Yonif 403/WP mogok, dan beberapa (anggota)
turun untuk memperbaiki dan mendorong mobil.
Tiba-tiba pasukan ditembaki, terjadilah baku tembak, " tutur Izak.
Dalam kejadian penyerangan tersebut, sebanyak 4 personel mengalami
luka-luka di bagian kaki akibat rekoset (pantulan) peluru yang mengenai aspal saat mendorong
mobil. Empat anggota yang terluka adalah Serda Sukrisdianto dan Pratu Romi dari
Yonif 403/WP, Serka Dian Hardiana dan Praka Kuku Ismail dari Yonif 310/KK.
"Para korban yang saat ini masih dirawat di RST
Marthen Indey, Jayapura," pungkas Izak.
Editor | : Devina |
Foto | : Ist |
Sumber | : |
No comments:
Post a Comment