MATAKIN harus terus berperan Menangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat - ZONASATU.CO.ID

Breaking

Home Top Ad

Saturday, 13 November 2021

MATAKIN harus terus berperan Menangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat


Jakarta | ZONASATU
-
 Peran dan keberadaan ormas keagamaan seperti MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia) sangat penting bagi bangsa Indonesia untuk menekan berkembangnya paham ideologi radikalisme yang berujung pada tindakan terorisme. 

Dalam upaya memberantas tersebarnya faham radikalisme dan terorisme, Negara membutuhkan mitra seperti MATAKIN yang  berperan dalam perkembangan agama Konghucu di Indonesia sebagaimana telah hidup berdampingan dengan suku dan agama lain sejak bangsa ini berdiri.

Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar, MH, dalam keynote speechnya pada acara Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh MATAKIN yang berlangsung di Klenteng Kong Miao, komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (13/11/2021).

“Melalui MATAKIN, kami mengajak seluruh lapisan untuk membangun semangat kolektif terlepas dari agama dan suku apapun untuk menjaga bangsa ini dari radikalisme dan intoleransi melalui semangat bela negara, nasionalisme, dan mengamalkan apa yang menjadi nilai-nilai luhur bangsa,” ujar Komjen Pol Boy Rafli Amar.

Seminar hasil kerjasama dengan Subdit Kontra Propaganda pada Direktorat Pencegahan BNPT yang mengambil tema “Menangkal Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme Dengan Memperkuat Moderasi Beragama” ini mendapat apresiasi dari Kepala BNPT. Karena hal ini dianggap sebagai peran nyata civil society dalam memberikan pencerahan dan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat untuk memperkuat daya tangkal bangsa terhadap virus radikalisme dan terorisme melalui moderasi beragama.

“Ini merupakan peran yang luar biasa dari MATAKIN sebagai civil society, dengan memberikan pencerahan dan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat. Kita berharap peran serta yang demikian bisa terus muncul dari civil societylainnya juga,” ungkap mantan Kapolda Papua ini.

Alumni Akpol tahun 1988 ini, dalam kesempatannya juga memberikan pandangan-pandangan mengenai esensi moderasi beragama yang mana merupakan rencana strategis BNPT dalam rangka menciptakan kerukunan antar suku dan umat beragama yang ada di Tanah Air. Karna hal ini berkaitan dengan cara pandang, pengamalan esensi agama, beragama dengan prinsip keadilan dan keseimbangan serta taat pada konstitusi.

“Dengan moderasi beragama, sejatinya  memberi pencerahan bahwa agama mengajarkan cinta kasih, tolong menolong, saling menghormati, tidak ada agama dengan satu ayat pun mengajarkan kekerasan,” ujar mantan Waka Lemdiklat Polri ini.


Lebih lanjut Kepala BNPT menjelaskan, selama ini adikalisme dan terorisme selalu mengatasnamakan agama dalam menyebarkan pahamnya. Padahal agama sendiri mengajarkan kasih sayang. Sehingga kegiatan kaum radikal sendiri bertentangan dengan hukum negara dan esensi agama itu sendiri. Sehingga melalui MATAKIN, Kepala BNPT mengimbau untuk terus menjaga solidaritas demi melindungi keluarga dari pengaruh paham radikal.

“BNPT menghimbau kepada MATAKIN untuk memperkuat hubungan relasi kekeluargaan serta relasi social  untuk  membangunkerukunan antar umat beragama, dan untuk waspada terhadap radikalisasi di dunia maya,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Oleh karena itu menurutnya, BNPT sangat berkepentingan untuk menjalin kerjasama dengan semua pihak seperti organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, maupun komunitas alim ulama yang ada di daerah untuk memohon bantuan dukungan dalam membantu mencegah penyebaran paham radikal terorisme yang ada dimasyarakat.

“Kita upayakan dan perjuangkan segala kebaikan, agar jangan sampai di lingkungan atau dikeluarga kita ada yang terjerumus kepada sesuatu yang tidak baik, melanggar hukum, etika, moralitas,” ujar mantan Kapolda Banten ini

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, yang hadir secara daring menjelaskan bahwa sinergi antara BNPT dan MATAKIN sangat strategis sebagaimana organisasi keagamaan merupakan benteng pertama agar umat tidak terjerat pada ideologi radikal dan terorisme. Sinergi juga bagian daripada pelaksanaan amanah Undang-Undang No.5 tahun 2018 tentang penanggulangan terorisme.

“Karena peranan ormas keagamaan dalam menjaga NKRI ini sangat penting. Ormas keagamaan merupakan benteng pertahanan pertama agar umat tidak terjerumus pada ideologi radikal, sehingga ormas harus mengambil peran didalam penanggulangan radikalisme terorisme,” ujar Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid.

Untuk itu menurut alumni Akpol tahun 1989 ini, kedepannya ormas keagamaan mampu memberikan pemahaman kepada umatnya bahwasanya mengamalkan Pancasila dan consensus nasional tidak semata-mata bertentangan dengan ajaran serta esensi agama itu sendiri.

“Kita tinggal mengamalkan konsesnus nasional yang telah diciptakan oleh para pendahulu bangsa, dan pengamalannya tidak satupun menentang ketentuan agama. Perbedaan bukanlah penghalang persatuan karena sejatinya perbedaan itu adalah kehendak Tuhan,”ujarnya.


Semantara itu Ketua MATAKIN provinsi DKI Jakarta, Ws. Liem Liliany, SE, M.Ag yang juga menjadi Ketua Panitia acara seminar tersebut dalam sambutannya menyampaikan betapa pentingnya moderasi beragama di negeri yang penuh dengan keberagaman. Hal ini supaya masyarakat dapat mengamalkan ajaran agama secara adil dan berimbang sehingga terhindar dari perilaku menyimpang yang tidak diajarkan didalam agama yang menjerumuskan kedalam tindakan radikal dan terorisme.

“Acara ini sebagai sarana untuk menyatukan persepsi, pentingnya moderasi beragama yang tidak lain untuk menghadirkan keharmonisan didalam kehidupan kita sebagai upaya di dalam menumbuh sikap toleransi, mencegah intoleransi, radikalisme dan terorisme,” ujar perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Pemuka Agama Konghucu ini.

Lebih lanjut Liem berharap, melalui acara yang turut dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat mulai dari pemuda, mahasiswa, pelajar, guru/dosen, ormas serta perwakilan dari berbagai agama dan kepercayaan ini dapat menjadi sarana bagi para tokoh agama dan peserta lainnya untuk menguatkan peran dan kapasitas pengetahuan mereka akan moderasi beragama.

“Melalui acara ini, penting untuk menguatkan peran para tokoh agama, penyuluh, guru, dan masyarakat serta khususnya umat Konghucu agar lebih memahami dan dapat melaksanakan moderasi beragama di masyarakat agar kerukunan dapat terus terjaga,” ungkapnya

Hadir sebagai narasumber dalam kegaiatan tersebut, Drs Chandra Setiawan selaku Dewan Rohaniawan MATAKIN, Drs. Tufan Bakri selaku Kepala Badan Kesbangpol DKI, dan Kepala Densus 88 Anti Teror Irjen Pol Martinus Hukom. Serta perwakilan dari Lembaga Persatuan Ormas Islam, Denny Sanusi, Ketua FKPT DKI Jakarta,  dan perwakilan dari berbagai agama lainnya.

Editor: Adri Irianto
Foto: -
Sumber: -

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad


UNESCO menyebutkan Indonesia berada diurutan nomor dua dari bawah soal literasi dunia yang berarti penduduk Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah yaitu 0,001% atau dari 1.000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca. Yuk, perkaya literasi dan biasakan membaca sampai selesai.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?