Wahid Foundation-BNPT Luncurkan Panduan Kontra Narasi untuk kuatkan Toleransi dan Perdamaian dalam Radikal Terorisme - ZONASATU.CO.ID

Breaking

Home Top Ad

Tuesday, 30 November 2021

Wahid Foundation-BNPT Luncurkan Panduan Kontra Narasi untuk kuatkan Toleransi dan Perdamaian dalam Radikal Terorisme


Jakartata | ZONASATU
-
 Penyebaran narasi intoleransi dan ekstremisme berbasis kekerasan di Indonesia baik di dalam jaringan (online) maupun luar jaringan (offline) masih menjadi tantangan serius bangsa ini. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan organisasi masyarakat sipil untuk mengatasinya. Namun, persebaran narasi intoleransi dan ekstremisme kekerasan khususnya melalui internet tidak serta menghilang justru selama masa pandemi Covid-19 menghadapi tantangan baru.

Untuk itu organisasi masyarakat sipil seperti Wahid Foundation terus berupaya melakukan berbagai upaya untuk menyebarkan narasi-narasi positif, toleransi, sekaligus mendamaikan. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah penyerbaran narasi-narasi intolerasi. Itulah yang mendorong Wahid Fondation menyusun buku panduan dalam menyusun kontra narasi dan narasi alternatif dalam mewujudkan toleransi dan perdamaian di negeri ini 

Hal tersebut dikatan Direktur Eksekutif Wahid Foundatin,  Mujtaba Hamdi pada acara peluncuran buku panduan menyusun kontra narasi dan narasi alternatif untuk toleransi dan perdamaian yang telah bekerjasama dengan Subdit Kontra Propaganda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Peluncuran tersebut berlangsung di Mercure Simatupang Hotel, Jakarta pada Selasa (30/11/2021)  

“Tentunya adanya buku panduan ini bertujuan untuk memperkuat penyebaran narasi-narasi toleransi dan perdamaian. Hal ini dikarenakan masih banyaknya narasi yang beredar melalui di dunia digital dan di dunia offline yang mengandung unsur-unsur intoleransi dan  ektrimisme yang berbasis kekerasan,” ujar Mujtaba Hamdi.

Untuk itu menurutnya, perlu adanya panduan dalam menyusun kontra narasi-kontra alternatif sebagai benteng untuk memperkuat narasi  toleransi dan perdamaian bagi masyarakta bangsa Indonesia. 

“Ini agar masyarakat dan komunitas masyarakat kita ini semuanya agar memiliki daya tahan dan juga daya tangkal dari berbagai serbuan narasi intoleransi dan kekerasan,” katanya.

Dikatakannya, selama ini memang berbagai usaha yang dilakukan berbagai pihak dalam menebarkan narasi-narasi perdamaian sebenarnya sudah cukup kuat. Namun seperti halnya virus, narasi intoleransi dan kekerasan ini masih terus bermutasi yang mana telah menemukan kanal-kanal baru ataupun  cara-cara baru.

“Untuk itulah kita juga perlu mengupdate starategi-strategi kita. Dengan terbitnya buku panduan ini tentunya merupakan bagian dari kita untuk mengupdate strategi baru tersebut dan secara bersama-sama untuk mengkoordinasikan langkah-langkah secara lebih holistik dan komprehensif,” ucap Mujtaba Hamdi.

Selain itu dirinya juga berharap peran dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama juga masih sangat penting dan  diperlukan dalam membantu menebarkan toleransi dan perdamaian kepada masyarakat. Karena para tokoh-tokoh tersebut masih memiliki follower secara natural. 

“Kalau teman-teman yang di media sosial itu followernya melalui posting, tetapi teman-teman tokoh agama dan tokoh masyarakat ini  secara natural sudah punya follower. Sehingga ketika mereka ini menyebarkan narasi toleransi dan perdamaian, tentunya followernya itu sudah secara otomatis akan mendengarkan dan mengikuti ajuran dari tokoh agama dan tokoh masyarakat tersebut,” ujarnya pria asli Nganjuk ini.


Sementara itu BNPT melalui Subdit Kontra Propaganda pada Direktorat Pencegahan di Kedeputian bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi sangat mengapresiasi langka-langkah yang diambil Wahid Foundation sebagai organisasi masyarakat sipil yang telah menyusun buku panduan dalam menyusun Kontra Narasi dan Narasi Alternatif. 

Hal ini sebagai upaya untuk mewujudkan toleransi dan perdamaian di negei ini dari serangan-serangan narasi-narasi intoleransi yang disebarkan oleh kelompok radikal yang dapat memecah belah persatuan mayarakat bangsa.
   
“Kami mengapresiasi apa yang dilakukan Wahid Foundation dalam menyusun buku panduan ini. Dimana hal ini juga merupakan hasil koordinasi dan kerjasama kita selama ini. Karena kita sudah mengetahui bersama bagaimana visi dan misi Wahid Foundation mengenai kontra radikalisasi ini sehingga sungguh sangat sejalan dengan BNPT,” ujar Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Pas Drs Sujatmiko.

Lebih lanjut Kasubdit Kontra Propaganda BNPT mengatakan, dengan adanya buku panduan tersebut selanjutnya pihaknya akan bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Duta Damai Dunia Maya BNPT ataupun generasi muda yang lain seperti siswa-siswa di sekolah  ataupun mahasiswa sebagai upaya tindak lanjut untuk mensosialisasikan  buku panduan ini.

“Hal ini sebagai upaya untuk melakukan pencegahan paham radikal terorisme pada khususnya supaya bisa kita laksanakan bersama-sama. Sehingga hal ini nantinya bisa meresonansi seluruh bangsa Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan daya tangkal seluruh masyarkat Indonesia terhadap paham radikal terorisme melalui kontra narasi,” ujar alumni Sepa PK TNI tahun 1995 ini.

Mantan Komandan Batalyon Komando 466/Pasopati, Paskhas TNI-AU ini mengatakan dalam membangkitkan toleransi dan pendamaian dengan adanya buku panduan ini maka pihaknya akan berupaya mengbangkitakan peran para generasi muda dan warga masyarakat bangsa ini yang selama ini lebih terkesan diam atau silent majority terhadap upaya menyebaran narasi intoleransi ataupun paham radikal terorisme. 

“Karena sebetulnya mereka-mereka yang diam ini dari segi ilmu pengetahuan sudah mengetahui (mana yang benar). Tetapi mereka-mereka ini lebih sering menjadi silent (diam) jika ada penyebaran narasi-narasi intolerqan atau kekerasan itu.  Nah upaya pertama kita adalaah kita perlu membangkitkan silent majority ini,” kata mantan Kepala Dinas Operasi Lanud Sam Ratulangi Manado ini. 

Lalu upaya berikutnya menurutnya yaitu pihaknya akan terus berupaya dalam memperluas jaringan serta melakukan kerjasama dengan berebagai pihak atau stakeholeder terkait. Hal ini karena sebetulnya kelompok radikal yang sering menyuarakan intoleransi dan radikalisme ini jumlahnya tidak terlalu banyak, tetapi sangat berisik di berbagai kanal media.

“Tetapi kita sudah memahami dan kita sudah ada jurus-jurunya baik dari Wahid Foundfation maupun dari BNPT untuk memanggulangi hal-hal itu,” katanya mengakhiri.

Peluncuran buku panduan ini dihadiri oleh kementerian yang tergabung dalam sekretariat bersama  implementasi Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme Kekerasan (RAN PE), perwakilan organisasi masyarakat, dan pemuda juga sejumlah influencer seperti Habib Husen Hadar dan Kalis Mardiasih.  

Pada peluncuran buku panduan, hadir pula Institut Humor Indonesia Kini (Ihik3) yang berbagi informasi bagaimana humor juga bisa menjadi modal budaya yang dapat dipergunakan untuk mengkampanyekan toleransi dan perdamaian,seperti yang kerap dilakukan oleh almarhum Gus Dur.

Hadir pula anggota Duta Damai Dunia Maya regional DKI Jakarta serta para perwakilan dari sejumlah ormas keagamaan yang tergabung dalam Gugus tugas Pemuka Lintas Agama BNPT yang ada di bawah naungan Lembaga Persahabatan ormas Keagamaan (LPOK).

Editor: Adri Irianto
Foto: -
Sumber: -

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad


UNESCO menyebutkan Indonesia berada diurutan nomor dua dari bawah soal literasi dunia yang berarti penduduk Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah yaitu 0,001% atau dari 1.000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca. Yuk, perkaya literasi dan biasakan membaca sampai selesai.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?