![]() |
Helikopter serang jenis Apache buatan Amerika Serikat |
Amerika Serikat sangat berkeinginan memperbesar porsi pasar senjatanya
ke Indonesia. Sebagai dampak dari kebijakan di masa silam, pasar senjata
Indonesia yang dulu didominasi oleh Paman Sam telah direbut oleh pesaingnya.
Pencabutan embargo senjata 10 tahun lalu, normalisasi
kerjasama pertahanan Washington-Jakarta dan rebalance, telah mendorong Amerika
Serikat untuk kembali merebut pangsa pasar senjata Indonesia dari Rusia.
Namun demikian, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
negeri Paman Sam tersebut.
Pertama adalah kendala psikologis, di mana Jakarta masih
curiga terhadap kemungkinan embargo di masa depan oleh Washington. Kendala ini
cukup kuat karena pengguna senjata produksi Amerika Serikat di Indonesia masih
trauma dengan embargo dan masih belum sepenuhnya yakin dengan tak adanya
embargo di masa mendatang.
Kedua, kendala aturan. Aturan kendali ekspor senjata
Paman Sam khususnya United States Munitions List (USML)/International Traffic
in Arms Regulations (ITAR) dipandang sebagai hambatan dalam ekspor senjata ke
Indonesia, khususnya lewat jalur Direct Commercial Sales (DCS).
USML/ITAR memiliki sejumlah aturan-aturan yang sangat
ketat, rumit dan terkadang memunculkan rasa frustrasi baik bagi calon end-user
maupun perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam transaksi demikian.
Sedangkan negara-negara pesaing Washington dalam bisnis
senjata tak menerapkan aturan yang sedemikian ketat dan rumit itu, sehingga
lebih memudahkan mereka menjual senjatanya ke Indonesia.(TSM)
No comments:
Post a Comment