Adalah Komisi I
DPR beberapa waktu lalu menggemakan kembali semangat berpertahanan dengan
menargetkan anggaran belanja tentara bisa mencapai Rp. 200 T setiap tahun di
era pemerintahan Jokowi. Jika itu tercapai maka dipastikan anggaran pertahanan
Indonesia akan menjadi nomor satu di ASEAN mengungguli Singapura. Dengan
anggaran pertahanan tahun 2015 sebesar Rp. 102 T Indonesia menduduki ranking
kedua setelah Singapura.
Yang menarik
disini adalah, biasanya tradisi untuk mengekspose peningkatan anggaran
pertahanan selalu dikumandangkan secara berulang dari kementerian shohibul bait
lewat berbagai kesempatan seremoni atau jumpa pers. Ternyata perjuangan untuk
menambah anggaran hulubalang republik sudah dimudahkan oleh parlemen. Ini
membuktikan bahwa keinginan untuk memperkuat otot tentara sudah disepakati
bulat oleh seluruh struktur bingkai kebangsaan, utamanya yang bernama
pemerintah dan parlemen.
Meski pencapaian
anggaran 200 T itu dengan syarat dan ketentuan berlaku antara lain indikator
pertumbuhan ekonomi 7% sesungguhnya semangat menuju pertumbuhan ekonomi dan
militer itu menjadi harapan semua pihak. Sesungguhnya kita telah berada dalam
pertumbuhan kesejahteraan menuju tingkat yang lebih baik apalagi subsidi BBM
telah dihapuskan dan dialihkan untuk pembangunan sektor infrastruktur secara
besar-besaran. Contohnya pembangunan jalan tol ratusan kilometer Solo-Kertosono
dan Bakauheni-Palembang diambil alih oleh Pemerintah lewat BUMN infrastruktur.
Kita baru memulai
pembangunan infrastruktur secara besar-besaran dan itu baru akan kelihatan
nilai jerih payahnya minimal 3 tahun mendatang. Dengan anggaran subsidi BBM
yang mampu melipatgandakan kekuatan anggaran infrastruktur, ditambah asupan
gizi investasi Cina untuk membangun berbagai paket infrastruktur di tanah air
yang mencapai US $50 milyar maka diprediksi mulai tahun 2018 akan memberikan
kekuatan pertumbuhan ekonomi sebagaimana dicita-citakan bersama.
Oleh sebab itu
sebagaimana rangkaian sebab akibat tadi, maka pertambahan anggaran pertahanan
sebesar 200 T diyakini akan bisa dicapai pada tahun 2018 atau 2019. Ini
perhitungan prediksi berdasarkan kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam
perjalanan peningkatan kesejahteraan. Kita meyakini bahwa pencapaian yang
diharapkan itu bisa tercapai tentu dengan program-program extra ordinary yang
dikawal ketat oleh pemerintah bersama DPR.
Belanja militer
Indonesia adalah hasrat yang harus terus dihembuskan karena kita tidak ingin
dikata-katain begini, sudah kemalingan baru pasang teralis. Kita ingin pagar
teritori dijaga ketat oleh kapal-kapal perang, kapal selam dan jet tempur yang
mampu menggonggong dan menggigit. Jangan hanya menggonggong tapi ketika
ditimpuk batu sama tetangga lalu bungkam atau bahkan terkaing-kaing. Jadi
pengawalnya harus berkelas herder bukan anjing kampung atau bahkan pudel. Kalau
kita ingin mengumandangkan NKRI harga mati maka alutsista berkelas herder dan
kesejahteraan prajurit yang cemerlang juga harga mati dong.
Kementerian
Pertahanan tentu sudah punya rencana-rencana bagus untuk memilih alutsista
terbaik bagi TNI juga peningkatan kesejahteraan prajuritnya. Artinya
usulan-usulan yang diajukan user itulah yang menjadi pilihan utama untuk
memperkuat berbagai jenis alutsista yang diinginkan. Termasuk mengumandangkan
semangat memperkuat militer dengan maksud untuk memastikan kekuatan daya
berpertahanan “tidak malu-maluin” jika suatu hari kemudian terjadi konflik
dengan negara lain.
Mengumandangkan
semangat berpertahanan adalah untuk memberikan keyakinan kepada semua komponen
bangsa bahwa kondisi dinamis kawasan tidak bisa diprediksi. Jadi kita wajib
memperkuat alat pertahanan kita meski kita tidak ingin berperang dengan jiran,
tidak ingin konflik dengan negara lain. Mengedepankan hal-hal yang berbau klise
seperti kita tidak mungkin berperang dengan negara lain, negara-negara ASEAN
baik-baik semua, kita tidak punya masalah dengan Cina atau Australia tidak akan
menganggu kita, lebih baik fokus pada bencana alam, adalah sebuah opini untuk
meremehkan hakekat pertahanan itu sendiri.
Kita masih sangat
membutuhkan skuadron-skuadron fighter, puluhan kapal kombatan, belasan kapal
selam dan berbagai alutsista berdaya hancur tinggi untuk memastikan nilai NKRI
harga mati itu. Maka peningkatan anggaran pertahanan yang terus menerus sangat
dibutuhkan oleh negeri ini karena luasnya wilayah yang harus dijaga dan
memastikan tidak adanya gangguan teritori bahkan rencana agresi negara lain
karena kita punya militer yang kuat.
Pencapaian
anggaran 200T tentu bukan sebuah mimpi. Kita meyakini kita bisa mencapai
nominal itu bahkan akan melewatinya mulai tahun 2020 mendatang. Pencapaian
anggaran sebesar itu tentu mampu mensumringahkan kita karena dengan dana itu
kita bisa belanja alutsista berkualitas dan berteknologi terkini seirama dengan
peningkatan kesejahteraan prajurit.
Mewibawakan
sebuah harga diri bangsa tentu dengan mengembangkan postur kesejahteraan dan
kekuatan. Mewibawakan sebuah teritori dan eksitensi negara tentu dengan
memperkuat pagar pertahanan. Kita sudah memulainya dengan menggelontorkan
belanja militer dalam jumlah besar. Kita akan terus membangun kekuatan itu
sampai kemudian nilai kewibawaan dan kegagahan tadi muncul dari kesimpulan yang
diambil oleh mereka yang hendak mencoba mengganggu.
Penulis : Jagarin Pane



No comments:
Post a Comment