"Mengenai data jumlah korban sampai jutaan itu semua adalah pembohongan publik, saya tantang yang dari Yogja buktikan disana ada pembantaian puluhan ribu orang, dimana kerangka dan nama nama korban? Laporan dari mana dan akuntabel ga?”
Sintong yang pernah bertugas sebagai prajurit di Resimen
Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) menjelaskan jika PKI bukanlah korban
melainkan pelaku. Sebelum Dewan Revolusi diumumkan oleh Letkol Untung, PKI
kerap melakukan tindakan anarkhis dan tidak segan melakukan pembunuhan terhadap
rakyat.
“Jika kita bicara korban PKI itu kapan sebenarnya
terjadi? Korban (pembantaian PKI) ini terjadi setelah Letkol Untung menyatakan
terbentuknya dewan revolusi di radio, kebetulan waktu itu saya akan terjun ke
Kalimantan Utara, dengan adanya pengumuman dari Untung, maka satuan yang paling
siap adalah satuan saya” jelas Sintong.
Sebagai pelaku sejarah, Sintong menganggap PKI terlalu
membesar-besarkan jumlah anggotanya yang terbunuh dan tidak sesuai data fakta
di lapangan.
“Mengenai data jumlah korban sampai jutaan itu semua
adalah pembohongan publik, saya tantang yang dari Yogja buktikan disana ada
pembantaian puluhan ribu orang, dimana kerangka dan nama nama korban? Laporan
dari mana dan akuntabel ga?” tantang Sintong pada seluruh peserta yang hadir
pada acara tersebut.
Sintong juga menambahkan jika laporan yang diberikan pada
Soekarno waktu itu adalah laporan yang mengada-ada.
“Laporan (jumlah PKI yang terbunuh) yang diberikan kepada
Soekarno lewat Mayjen Sumarno adalah laporan yang berseberangan dengan kami
sebagai pelaku operasi di lapangan” jelasnya lagi.


