
Guna
mencegah dan mengantisipasi terjadinya serangan teror di objek vital nasional
di sektor energi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan MoU
bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kerjasama di bidang Energi
dan Sumber Daya Mineral dalam rangka penanggulangan terorisme.
Penandatanganan
MoU tersebut dilakukan oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH,
bersama Menteri ESDM, Ignasius Jonan di Ruang Sarulla, Gedung Utama Kementerian
ESDM, Jakarta, Senin (13/3/2017) siang.
Kepala
BNPT dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan kekayaan alam yang begitu besar
yang dimiliki oleh indonesia, ini bisa menjadi potensi perebutan sumber daya
alam dan menjadi sumber segala masalah yang terjadi di dunia ini.
“Negeri-negeri
dengan persediaan energi yang tinggi selalu menjadi magnet untuk perebutan yang
berujung pada pecahnya konflik berkepanjangan. negara libya misalnya, negeri
itu dulu kaya raya kini hancur karena konflik yang tidak berkesudahan. Sekitar 70%
konflik dunia disebabkan oleh perebutan energi,” ujar Komjen Pol. Suhardi
Alius.
Berkaca
dari fakta di atas, menurut Kepala BNPT, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi
wilayah yang menjadi incaran konflik serupa. “Indonesia bisa menjadi incaran
konflik karena kekayaan sumber daya alam yang tinggi. Konflik yang terjadi
bukan tidak mungkin justru dilakukan oleh warganya sendiri,” ujar mantan
Kabareskrim Polri ini.
Alumni
Akpol tahun 1985 ini pun menyadari kemungkinan timbulnya ancaman terhadap
objek-objek vital pada sektor energi dan mineral. “Jadi sangatlah tepat Kementerian
ESDM bekerjasama dengan BNPT untuk mencegah terjadinya penguasaan sumber-sumber
energi dan ancaman terorisme atas sumber daya alam tersebut,” ucap mantan
Kapolda Jawa Barat ini.
Lebih
lanjut mantan Kadiv Humas Polri ini mengatakan bahwa BNPT sendiri telah memiliki
perangkat, guidance (Standar
Operational Prosedur/SOP) pengamanan dan pencegahan di lingkungan objek-objek
vital nasional yang rawan disusupi oleh teroris.
“Di
sini peran BNPT untuk mencoba untuk mengikuti SOP yang sudah ada bahwa
objek-objek vital nasional yang mungkin rawan disusupi ataupun rawan untuk
dijadikan target terorisme harus dijaga,” tutur pria kelahiran Jakarta, 10 Mei
1962 ini.
Untuk
itu objek yang rentan disusupi teroris akan dilakukan pengamanan ketat sebagai
aksi pencegahan. “Kalau sampai
kejadian, tentunya besar sekali implikasinya dan lama juga pemulihannya. Untuk
itu kita butuh langkah cepat pencegahan,” kata Wakapolda Metro Jaya ini
menjelaskan
Selain
pengamanan fisik, BNPT juga akan melakukan pengamanan non fisik sektor energi
seperti pengamanan IT. “Untuk pengamanan fisik, seperti alat bantu deteksi
dini, equipment pengamanan dan cara pengamatan orang yang tidak lazim atau
dicurigai di wilayah objek vital ESDM,” tutur mantan Kapolres Metro Jakarta
Barat dan Depok ini mengakhiri. (Adri Irianto)