
MoU
tersebut dilakukan oleh Menteri ESDM, Ignasius Jonan bersama Kepala BNPT,
Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, di Ruang Sarulla, Gedung Utama Kementerian
ESDM, Jakarta, Senin (13/3/2017) siang.
Menteri
ESDM, Ignasius Jonan dalam sambutannya menjelaskan bahwa, kedua belah pihak
sepakat untuk melakukan upaya pencegahan agar objek-objek vital di sektor
energi dan sumber daya mineral terhindar dari serangan terorisme.
“Sektor
energi dan sumber daya mineral di objek-objek vital seperti kelistrikan itukan
menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata Ignasius Jonan dalam sambutannya
Pria
yang sebelumnya mnejabat sebagai Menteri Perhubungan ini menjelaskan bahwa, objek-objek
vital yang berkaitan dengan pasokan listrik dan bahan bakar minyak (BBM) saat
ini pengamanannya masih minim, sehingga belum mampu mengantisipasi ancaman
terorisme dengan baik.
“Tentunya
objek-objek vital seperti ini menjadi sasaran teroris. Yang paling bahaya
adalah objek vital yang bisa mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Misalnya
P2B Gandul yang mengatur beban listrik Jawa-Bali. Pengamanannya minim,"
kata Jonan.
Objek-objek
vital yang dimaksud Jonan misalnya Pusat Pengatur Beban (P2B) listrik, kilang
minyak, Depo BBM, blok-blok migas yang besar, dan sebagainya. Jika objek
tersebut diserang teroris, pasokan listrik dan BBM untuk masyarakat langsung
terganggu.
“Seperti
depo Pertamina di Plumpang, di Padalarang, kemudian Kilang Balongan saya kira
perlu diperkuat. Di samping itu Blok Rokan, Blok Cepu juga perlu. Untuk itu
kami mohon kerjasama dengan BNPT untuk membuatkan Standar Operasional Prosedur
(SOP) sebagai SOP pengamanan di objek-objek vital tersebut,” ujar pria yang
pernah menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia ini.
Jonan
menyebut pengamanan di Lapangan Tangguh, Teluk Bintuni, Papua yang dikelola
oleh British Petroleum (BP) sebagai objek vital dengan pengamanan bagus.
Objek-objek vital lain harus mencontoh pengamanan di sana.
“Di
Bintuni itu level security-nya amat ketat. Kalau bisa objek vital Pertamina dan
PLN juga seperti itu. Kalau sudah kejadian (diserang teroris) percuma,” ujarnya
mengakhiri. (Adri Irianto)