
Kepala
BNPT menjelaskan, pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan
sebelumnya antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Lestari Priansari
Marsudi dengan Thomas P. Bossert pada bulan Juni lalu. Dimana Bossert ingin
melakukan pertemuan dengan Kepala BNPT
dalam rangka untuk menggali
informasi mengenai upaya serta pengalaman Indonesia dalam menanggulangi
terorisme.
“Mr.
Bossert ingin tahu mengenai bagaimana pengalaman Indonesia selama ini dalam
menanggulangi terorisme termasuk diantaranya mengenai tantangan dari ‘FTF
(Foreign Terrorist Fighter) returnees’ baik terhadap Indonesia maupun kawasan
lain, serta upaya meningkatkan kerjasama penanggulangan terrorisme antar kedua
negara,” ujar Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius dalam pesan singkatnya Rabu
(12/7/2017) WIB yang diterima zonasatu.co.id usai melakukan pertemuan tersebut.
Kepada
Bossert, mantan Kabareskrim Polri ini menyampaikan bahwa pentingnya upaya untuk
menyeimbangkan antara penggunaan pola hard
approach (pendekatan keras) dan soft
approach (pendekatan lunak) dalam penanggulangan terrorisme tersebut.
“Terlebih
dalam soft approach Indonesia relatif
berhasil dalam program deradikalisasi, di mana teroris yang telah menjalani
masa hukuman dari sebanyak 560 orang hanya 3 orang yang kembali melakukan
tindakan terorisme,” ujar alumni Akpol 1985 ini menjelaskan
Dikatakan
mantan Kapolda Jawa Barat ini, program kontra-radikalisasi yang dilakukan
BNPT yakni dengan menggandeng unsur
masyarakat termasuk pemuda, ‘netizen’
dan juga mantan aktivis teroris untuk melakukan counter narative telah menjadi program unggulan nasional. “Dan ini
juga berjalan efektif,” kata mantan Kadiv Humas Polri ini.
Selanjutnya
Kepala BNPT menyampaikan bahwa BNPT yang terbentuk berdasarkan Peraturan
Presiden No.46 tahun 2010, memiliki peran strategis dalam mengkoordinasikan
penyusunan kebijakan, strategi dan program penanggulangan terorisme.
“Dan
ini diperkuat dengan Instruksi Presiden untuk berkolaborasi dan bersinergitas
dengan melibatkan sebanyak 32
Kementerian/Lembaga dalam program penanggulangan terorisme. Selain itu, BNPT
juga memiliki tugas operasional melalui pemberdayaan Satgas (Satuan Tugas),”
ujar mantan Wakapolda Metro Jaya ini.
Dan
Thomas P. Bossert sendiri menurut Kepala BNPT menyatakan ketertarikannya dalam program deradikalisasi yang sudah
dijalankan oleh Indonesia. Keinginan Administrasi Donald Trump untuk membuat
Strategi Penanggulangan Terorisme AS yang baru akan memperhatikan 4 elemen
utama dalam program deradikalisasi di Indonesia yakni melalui identifikasi,
rehabilitasi, re-edukasi, dan re-integrasi.
Khusus
untuk peningkatan kerja sama antar kedua negara dalam penanggulangan terorisme,
Kepala BNPT juga menyampaikan bahwa perlu adanya payung hukum antar kedua
negara dalam menanggulangi terorisme.
“Tentunya
perlu adanya pendekatan whole-government
approach antar kedua negara untuk saling memberikan penilaian serta arahan
kebijakan kedua negara dalam kerja sama penanggulangan terorisme. Hal ini dapat
didukung oleh Thomas P. Bossert,” kata pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini
mengakhiri.
Tidak
lupa Kepala BNPT juga menyampaikan undangan kepada Thomas P. Bossert untuk
dapat melakukan kunjungan balasan ke Indonesia. (Adri Irianto)
No comments:
Post a Comment