
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, usai melakukan pertemuan dengan delegasi Asisten Federasi Rusia.
"Rusia sangat ingin agar pembelian itu terlaksana. Keinginan Indonesia juga sama, kami ingin segera merealisasikan pembelian Sukhoi itu," ujar Wiranto di Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu, (24/1/2018).
Terkait hal tersebut Wiranto menyampaikan bahwa dirinya segera melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah menteri terkait yaitu menteri Perdagangan, menteri Perindustrian, dan menteri Pertahanan untuk membahas hal ini. Imbal dagang juga akan dilakukan dengan mengacu pada peraturan yang berlaku secara internasional saat melakukan mekanisme ini.
"Kendalanya hanya tinggal hal-hal teknis saja sebenarnya. Tapi ini masalah prinsipnya sudah diselesaikan. Masalah prinsip yaitu kebijakan sudah sama. Yang sana (Rusia) ingin jual, kita ingin beli," ujar mantan Menhankam / Panglima ABRI tersebut.
Dirinya juga mengungkapkan permintaan Rusia agar Indonesia tidak memperdulikan sanksi-sanksi yang mungkin akan diberikan negara lain kepada Indonesia terkait pembelian Sukhoi tersebut.
Baru-baru ini pemerintah telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara Rusia terkait penukaran produk ekspor strategis seperti kopi, teh, dan minyak kelapa sawit dengan 11 pesawat Sukhoi-SU35.
Barter komoditas dalam negeri dengan alutsista militer ini dimaksudkan untuk mengganti sejumlah armada pesawat tempur F5 Indonesia yang sudah usang.
Selain itu, kesepakatan ini terjadi dalam kondisi Rusia sedang menghadapi embargo perdagangan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Rusia tengah membutuhkan sumber pasokan pangan alternatif.
Selain membahas masalah tersebut, mantan Pangkostrad ini juga menuturkan bahwa pertemuan tersebut juga membahas mengenai penanggulangan terorisme. Kedua negara membahas tentang bagaimana penanggulangan terorisme dan upaya pemotong jalur logistik terorisme.
Wiranto mengungkapkan pada April tahun 2017 lalu, dirinya juga sudah berkunjung ke Rusia dan berbicara dengan dewan keamanan Rusia terkait penanggulangan terorisme tersebut.
"Saya bicarakan tuntas mengenai kerja sama melawan terorisme dan sudah kami lanjutkan," kata alumni AMN tahun 1968 ini
Saat disinggung soal kemungkinan rencana kunjungan Presiden Rusia, Vladimir Putin ke Indonesia, Wiranto mengatakan masih belum ada rencana pasti terkait itu. Sedianya Putin akan ke Indonesia pada tahun ini.
"Tahun ini memang, tapi kan bulan apa, kita belum tahu. Kita bicarakan nanti," kata mantan Pangdam Jaya ini mengakhiri. (Himawan Aji)
No comments:
Post a Comment