Untuk
mengantsisipasi hal tersebut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
terus berupaya memperkuat kawasan perbatan yang selama ini menjadi pintu keluar
masuk bagi pelaku-pelaku teroris terutama pelaku Foreign Terrorist Fighters
(FTF) atau orang asing yang melakukan aksi terorisme di Indonesia.
Hal
ini dibuktikan dengan dilakukan upaya penguatan aparat keamanan di daerah
perbataan seperti di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) seperti yang dilakulkan
langsung oleh Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH.
Lebih
spesifik Kepala BNPT mencontohkan wilayah Kepri sebagai sebuah provinsi
kepulauan dan perbatasan, yang mana menurutnya akan sangan rentan. Hal tersebut
dikarenakan wilayah Kepri ini bisa menjadi tempat keluar masuk dan persinggahan
bagi orang-orang yang ingin masuk dan keluar dari Indonesia.
“Kepulauan
Riau ini rentan. Kenapa Kepri ini rentan? Karena kondisi geografisnya, 96
persen daerahnya perairan, hanya 4 persen daratan. Berapa banyak jalur perairan
yang bisa digunakan orang untuk berlalu lalang, keluar masuk dari sini,
infiltrasinya, dinamikanya luar biasa “ kata Komjen Pol. Suhardi Alius, saat
memberikan arahan dihadapan ratusan personel Kepolisan Daerah (Polda) Kepri
tentang Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme di Markas Polda Kepri, Batam,
Kamis (22/2/2018).
Mantan
Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas ini mengatakan, dengan melihat kondisi
geografis wilayah Polda Kepri ini maka ancaman terorisme di Indonesia tidak
hanya berasal dari teroris lokal semata. Tetapi lebih bahaya lagi wilayah Kepri
ini bisa menjadi pintu masuk dari Foreign Terrorist Fighters (FTF) atau orang
asing yang melakukan aksi terorisme di Indonesia.
“Selain
itu, kembalinya WNI dari Timur Tengah yaang bergabung dengan ISIS juga harus
mendapat perhatian serius di wilayan ini. Penanganan WNI dari Timur Tengah,
khususnya yang pulang dari ISIS harus lebih ketat dan super selektif. Pasalnya
mereka akan sangat berbahaya bila sampai lepas ke masyarakat dan tidak
terdeteksi keberadaannya jika mereka balik ke Indonesia melalui wilayah ini.
Ini yang harus diwaspadai,” ujar Kepala BNPT.
Melihat
fonomena itu mantan Kabareskrim Polri
ini menekankan mengenai tingginya peran dari kepolisian dalam menanggulangi hal semacam
ini. Kepolisian dalam hal ini jajaran personil dari Polda Kepri dituntut untuk
selalu siap untuk mengontrol terhadap
tekanan yang ada.
“Polisi
itu bukan pekerjaan enak, kita ini bertugas untuk mengurus limbah-limbah sistem.
Begitu banyak yang harus diurus kepolisian, banyak godaan, moral dan integritas harus tinggi. Jangan
karena ada godaan sedikit integritas langsung hilang, apalagi di Kepri ini yang
notabene nya banyak sekali kesempatan untuk itu,” ujar alumni Akpol tahun 1985
ini
Untuk
itu mantan Kapolda Jawa Barat ini juga menuntut peran dari para atasan yang
mengawakinya. Atasan harus bisa memberikan contoh dan dukungan yang benar untuk
anggotanya karena anggota itu juga akan menilai pimpinannya
“Para
pimpinan harus bisa memberikan contoh yang baik untuk anggotanya. Harus bisa
menaikan moril dari anggota. Peran signifikan dari para pimpinan sangat
dibutuhkan, jangan malah menjadi contoh buruk bagi anggotanya,” tegas mantan Kadiv
Humas Polri ini.
Untuk
itu pria kelahiran Jakarta, 10 mei 1962 ini juga menekankan mengenai pentingnya
wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme. Hal tersebut diperlukan karena
menurutnya aparat kepolisian tidak menutup kemungkinan juga dapat terpapar
paham radikalisme.
“Teman-teman
dari kepolisian jangan merasa hebat juga, jangan mentang-mentang kita ini polisi
lalu kita tidak akan terpapar. Saat saya menjadi Kapolres Depok saya punya
anggota untuk ditugaskan berangkat ke Aceh, saat balik malah jadi teroris,” ungkap
mantan Wakapolda Metro Jaya ini.
Di
akhir paparanya pria yang juga pernah menjadi Kapolres Metro Jakarta Barat ini
mengungkapkan harapannya bahwa dengan diadakannya arahan ini para personil Polda
Kepri bisa mengambil ilmu,dan pelajaran, serta semakin memantapkan diri. Tidak
hanya untuk menanggulangi terorisme, tetapi juga terkait banyak masalah yang
akan terjadi.
“Kita
harapkan dengan arahan ini para anggota Polda Kepri nantinya dapat menerapkan
ilmu-ilmu yang telah didapat, kita sudah beritahu cara-cara identifikasi dan
metode yang bisa kita gunakan dalam menanggulangi radikalisme, dan kita
harapkan juga bisa menjadi guidance untuk masyarakat,” kata bapak dua anak ini
mengakhiri.(Adri Irianto)




No comments:
Post a Comment