Jakarta, ZONASATU - Sebagai pasukan tempur dari matra udara, prajurit Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI-AU harus memiliki since of crisis atau kepekaan terhadap sebuah suasana yang sedang dihadapi oleh seseorang maupun kelompok yang ada di tengah-tengah masyarakat, khususnya mengenai ancaman bahaya penyebaran paham radikalisme dan terorisme.
Karerna sebagai
bagian integral dari TNI, khususnya TNI AU, prajurit Korpaskhas harus memahami secara
utuh mengenai ancaman maupun bahaya penyebaran paham radikalsime-terorisme itu
serta potensi ancaman teror yang sangat luas dimensinya.
Hal tersebut
dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol.
Drs. Suhardi Alius, MH, saat memberikan pembekalan mengenai Bahaya Penyebaran
Paham Radikal Terorisme dan Upaya Pencegahannya kepada prajurit Korpaskhas
TNI-AU yang ada di wilayah Jakarta, Bandung dan Bogor. Pembekalan ini
dilaksanakan di Aula Mako Batalyon Komando 467/Hardha Dedali, Wing I/Harda
Marutha Paskhas, komplek Halim Perdanakusumah, Jakarta, Senin (8/4/2019) siang
“Apa yang sudah
saya sampaikan tadi hal-hal yang belum dimengerti selama ini tentunya menjadi
mengerti. Seperti bagaimana
mengidentifikasi orang yang terpapar dengan radikalisme,
bagaimana mengatasinya, lalu apa yang
mesti diperbuat, lalu bagaimana pimpinan mengambil keputusan dan sebagainya tentunya
bisa kita jelaskan
dengan pencerahan yang saya
berikan tadi,” ujar Kepala BNPT, Komjen Pol. Suhardi Alius usai memberikan
pembekalan.
Untuk itulah
mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini merasa perlu memberikan
gambaran secara utuh mengenai fonomena perkembangan bahaya penyebaran paham
radikalisme terorisme kepada prajurit Korpaskhas.
“Untuk itu hari
ini saya diundang oleh Dankorpaskhas untuk memberikan pencerahan sebagaimana saya
berikan di Kopassus, kemudian juga di Marinir dan sekarang di Korpaskhas. Ini agar supaya punya kesamaan visi dan misi dalam
rangka menjaga kesatuan negara ini dan juga masalah
keluarganya supaya jangan sampai terpapar hal-hal yang sangat
tidak baik yang mengancam keutuhan bangsa dan negara,” ujar mantan
Kabareskrim Polri ini.
Dalam pembekalan
selama kurang lebih tiga jam tersebut alumni Akpol tahun 1985 ini meminta agar
kita
semua mengenal kembali mengenai bagaimana
nasionalisme kebangsaan kita dan bagaimana kita menjaga semua ini dengan baik. Hal ini dikarenakan TNI dan Polris sesuai tugas
pokok dan fungsinya di desain untuk bela negara. Namun tidak menutup
kemungkinan bibit-bibit radikalisme negatif
bisa saja sewaktu-waktu tumbuh di instansi tersebut.
“Seperti apa
yang disampaikan tadi bahwa garda terdepan dalam menjaga Republik
inil adalah TNI dan Polri.
Kita harapkan dengan pemahaman yang utuh tadi mereka bisa menjaga bukan hanya
terhadap kesatuannya tapi juga keluarganya. Dan yang lebih besar lagi yakni menjaga negeri ini,” ucap mantan Kapolda
Jawa Barat ini.
Karena menurut
Kepala BNPT, tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa dengan pesatnya kemajuan informasi dan teknologi yang sedang terjadi saat
ini, membuat cara mendapatkan informasi tidak terbendung. Apalagi inforamsi dari dunia maya itu dapat
diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja.
“Oleh karena itu
saya mengingatkan kepada para peserta tadi untuk mengamati betul lingkungan
sekitar termasuk di lingkungan keluarga
peserta itu sendiri Karena jika TNI/Polri tercemar, tidak ada lagi yang dapat
diharapkan untuk menjaga kedaulatan negara,” ujar mantan Kepala Divisi Humas
Polri ini mengingatkan.
Dalam kesempatan
tersebut perwira tinggi Polri berpangkat Bintang Tiga kelahiran Jakarta, 10 Mei
1962 ini juga mengapresiasi kinerja para
personil Paskhas yang selama ini telah membantu BNPT. Apalagi saat ini
menurutnya, BNPT juga bertumpu kepada Paskhas,
“Luar biasa,
sekarang kita bertumpu (pada Paskhas). Kita lihat teman-teman Paskhas yang sekarang ada di
BNPT sudah berperan sangat luar biasa. Bahkan usur pimpinan Pusat Media Damai (PMD) BNPT
(Kolonel Pas. Sujatmiko) diawaki dari Paskhas,” ucap mantan Wakapolda Metro Jaya ini
Untuk itu
kedepannya Kepala BNPT berharap sinergi antara BNPT dengan Paskhas bisa
terjalin lebih baik lagi dan juga sadar dalam kiprahnya dalam menjaga bangsa
ini. “Jadi ini adalah suatu hal yang
sangat luar biasa, baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Kepolisian
dan seluruh instansi yang
ada di BNPT kurang lebih ada 17 institusi bergabung dan berintegrasi dalam
rangka menjaga republik ini dengan baik,” ujar mantan Kapolres Metro Jakarta
Barat dan Kapolres Depok ini mengakhiri.
Sementara itu Komandan Korpaskhas TNI-AU, Marsda TNI Eris
Widodo Yuliastono, S.E., M.Tr. (Han) mengatakan bahwa dengan melihat tugas yang diemban Korpaskhas
TNI-AU yang begitu komplek tentunya juga
menutut para prajurit Korpaskhas untuk selalu mengikuti dinamika perkembangan
situasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi agar
mampu melaksanakan dan bertugas secara professional.
“Maksud dari
Korpaskhas mengundang Kepala BNPT tentumnya untuk memberikan pencerahan dan
pembekalan kepada prajurit Paskhas bahwa prajurit Paskhas merupakan bagian dari
TNI. Dan
tentunya TNI bersama Polri untuk berada di Garda
terdepan untuk melaksanakan tugas membasmi teroris dan radikalisme,” ujar Marsda TNI Eris Widodo Yuliastono, usai
pembekalan Senin (8/4/2019) petang.
Lebih lanjut
mantan Wadan Korpaskhas ini memberikan gambaran bahwa bagaimana kita semua dapat melaksanakan tugas dengan baik kalau kita
tidak atau belum mampu untuk memahami dan mengendalikan situasi yang ada di lingkungan kita sendiri.
“Maka dari itu sangat perlu untuk setiap prajurit Paskhas agar
mampu di dalam dirinya dan keluarganya dapat mengantisipasi dari gerakan
radikal dan teroris tersebut. Sehingga
diharapkan prajurit-prajurit ini akan mampu melaksanakan tugasnya
secara profesional,” ujar alumni AAU tahun
1988 ini..
Dengan adanya
pembekalan dari Kepala BNPT secara gamblang dan menyeluruh tersebut, perwira
tinggi berpangkat Bintang Dua kelahiran Jakarta, 11 Juni 1964 ini berharap
kepada seluruh prajuritnya dan seluruh keluarga besar Paskhas untuk bisa
melindungi diri dari bahaya penyebaran paham radikalisme.
“Tentunya
demikian. Jadi baik dari prajurit itu sendiri dan keluarganya harus bebas dari
radikalisme dan terorisme,” ucap mantan Komandan
Wing I/Paskhas Harda Marutha ini.
Turut hadir
mendampingi Kepala BNPT dalam pembekalan tersebut yakni, Sestama BNPT, Marsda
TNI Dr. Asep Adang Supriyadi, ST, MM, Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan
dan Deradikalisasi Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Plt. Deputi III bidang
Kerjasama Internasional Brigjen TNI (Mar) Yuniar Lutfi, para pejabat eselon II
yakni Inspektur dan para Direktur, para pejabat eselon III serta para perwira
prajurit Korpaskhas maupun dari Korps lainnya di TNI-AU yang selama ini
ditugaskan di BNPT.
Selain itu dari jajaran
TNI AU tampak hadir beberapa pejabat diataranya Wadan Korpaskhas, Marsmas TNI.
Taspin Hasan, Asop KSAU Marsma TNI Bowo
Budianto, SE, Komandan Polisi Militer (Dan POM) TNI-AU, Marsma TNI R. Agung
Handoko, S.H., M.M., M.H. serta para pejabat dilingkungan Korpaskhas. Sebelum memberikan pembekalan Kepala BNPT dan
rombongan berkesempatan untuk melakukan kegiatan menembak bersama di lapangan
tembak Wing I Paskhas
Editor | : Adri Irianto |
Foto | : BNPT |
Sumber | : - |
No comments:
Post a Comment