Kendari, ZONASATU - Personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian dikerahkan untuk meredam konflik yang melibatkan warga dua desa di Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Herry Goldenhart di Kendari, Kamis malam, mengatakan personel Kepolisian dari Polres Buton, Polres Kota Babau dan Kodim Buton dikerahkan untuk meredam konflik antarwarga.
"Sejak tadi siang situasi sudah kondusif. TNI - Polri bersama pihak terkait bersinergi meredam kesalahpahaman warga dua desa," kata Goldenhart.
Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto dan Danrem 143 Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto saat ini berada dilokasi konflik yang berangsur kondusif.
Informasi awal yang dihimpun penyelidik bahwa motif konflik yang mengakibatkan 87 rumah terbakar adalah sekelompok pemuda Desa Sampuabalo menggelar konvoi kendaraan bermotor serangkaian malam takbiran Idul Fitri memancing ketersinggungan warga Desa Gunung Jaya.
Kesalahpahaman warga dua desa berlanjut keesokan harinya atau seusai Shalat Idul Fitri hingga terjadi pembakaran puluhan unit rumah warga setempat.
Goldenhart menambahkan korban meninggal dunia dari pertikaian warga dua desa sebanyak satu orang dan luka-luka dua orang karena disasar busur dan senjata tajam parang.
"Kami imbau warga yang bertikai untuk menahan diri. Kepolisian, TNI serta pemerintah daerah terus berupaya membangun rekonsiliasi demi kepentingan dan keselamatan warga," katanya.
Sementara itu Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Iriyanto menegaskan akan menangkap pelaku pembakaran rumah warga dan menindak provokator terjadinya bentrok antara warga Desa Sampoabalo dengan Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton.
"Kita tenangkan dulu masyarakat. Setelah masyarakat tenang, polisi akan melakukan pencarian siapa pelaku yang melakukan pembakaran dan provokasi," kata Iriyanto saat berkunjung ke lokasi dua desa yang terlibat bentrok, di Kabupaten Buton, Kamis.
Bentrok warga Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya itu, kata dia, mengakibatkan 87 unit rumah warga terbakar dan mengalami kerugian lainnya. "Saya sudah koordinasi dengan gubernur. Gubernur akan memberikan kompensasi dan penggantian. Kerugian-kerugian silakan disampaikan kepada pemda," ujarnya.
Kapolda juga mengatakan, pihaknya bersama TNI akan bersama-sama membangun rumah-rumah korban kebakaran itu. "Kami harapkan dan mohon dengan sangat kepada warga kedua pihak agar menahan diri. Ini adalah hari yang sangat kita tunggu-tunggu yaitu hari yang fitri," ujarnya.
Menurut dia, Lebaran seharusnya menjadi momentum untuk memupuk tali silaturahmi dengan saling maaf memaafkan. "Saya imbau masyarakat untuk tetap tenang. Provokator dan pelaku pembakaran rumah akan ditindak sesuai aturan perundang-undangan," katanya.
Kapolda yang didampingi Bupati Buton La Bakri dan rombongan usai meninjau Desa Gunung Jaya, langsung melanjutkan kunjungan ke Desa Sampoabalo Kecamatan Siotapina.
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Herry Goldenhart di Kendari, Kamis malam, mengatakan personel Kepolisian dari Polres Buton, Polres Kota Babau dan Kodim Buton dikerahkan untuk meredam konflik antarwarga.
"Sejak tadi siang situasi sudah kondusif. TNI - Polri bersama pihak terkait bersinergi meredam kesalahpahaman warga dua desa," kata Goldenhart.
Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto dan Danrem 143 Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto saat ini berada dilokasi konflik yang berangsur kondusif.
Informasi awal yang dihimpun penyelidik bahwa motif konflik yang mengakibatkan 87 rumah terbakar adalah sekelompok pemuda Desa Sampuabalo menggelar konvoi kendaraan bermotor serangkaian malam takbiran Idul Fitri memancing ketersinggungan warga Desa Gunung Jaya.
Kesalahpahaman warga dua desa berlanjut keesokan harinya atau seusai Shalat Idul Fitri hingga terjadi pembakaran puluhan unit rumah warga setempat.
Goldenhart menambahkan korban meninggal dunia dari pertikaian warga dua desa sebanyak satu orang dan luka-luka dua orang karena disasar busur dan senjata tajam parang.
"Kami imbau warga yang bertikai untuk menahan diri. Kepolisian, TNI serta pemerintah daerah terus berupaya membangun rekonsiliasi demi kepentingan dan keselamatan warga," katanya.
Sementara itu Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Iriyanto menegaskan akan menangkap pelaku pembakaran rumah warga dan menindak provokator terjadinya bentrok antara warga Desa Sampoabalo dengan Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton.
"Kita tenangkan dulu masyarakat. Setelah masyarakat tenang, polisi akan melakukan pencarian siapa pelaku yang melakukan pembakaran dan provokasi," kata Iriyanto saat berkunjung ke lokasi dua desa yang terlibat bentrok, di Kabupaten Buton, Kamis.
Bentrok warga Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya itu, kata dia, mengakibatkan 87 unit rumah warga terbakar dan mengalami kerugian lainnya. "Saya sudah koordinasi dengan gubernur. Gubernur akan memberikan kompensasi dan penggantian. Kerugian-kerugian silakan disampaikan kepada pemda," ujarnya.
Kapolda juga mengatakan, pihaknya bersama TNI akan bersama-sama membangun rumah-rumah korban kebakaran itu. "Kami harapkan dan mohon dengan sangat kepada warga kedua pihak agar menahan diri. Ini adalah hari yang sangat kita tunggu-tunggu yaitu hari yang fitri," ujarnya.
Menurut dia, Lebaran seharusnya menjadi momentum untuk memupuk tali silaturahmi dengan saling maaf memaafkan. "Saya imbau masyarakat untuk tetap tenang. Provokator dan pelaku pembakaran rumah akan ditindak sesuai aturan perundang-undangan," katanya.
Kapolda yang didampingi Bupati Buton La Bakri dan rombongan usai meninjau Desa Gunung Jaya, langsung melanjutkan kunjungan ke Desa Sampoabalo Kecamatan Siotapina.
Editor | : Wawan |
Foto | : - |
Sumber | : Antara |
No comments:
Post a Comment