Bandung | ZONASATU - Nama Tim Mawar kembali mencuat beberapa waktu belakangan usai salah satu mantan anggotanya, Mayjen TNI Untung Budiharto mendapat promosi menjadi Panglima Komando Daerah Militer Jakarta Raya (Pangdam Jaya).
Berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/5/I/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia, Mayjen Untung Budiharto menggantikan Mayjen Mulyo Aji.
Dan Untung sendiri termasuk dalam daftar anggota Tim Mawar. Tim Mawar merupakan tim kecil 'elite' yang berasal dari Grup 4/Sandi Yudha (saat ini berubah menjadi Grup 3/Sandi Yudha) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. Tim Mawar sendiri beranggotakan 10 orang perwira muda terbaik spesialis intelijen, counter insurgency (kontra pemberontakan) dan operasi klandestin.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menerangkan alasan dirinya menunjuk Mayjen TNI Untung Budiharto menjadi Pangdam Jaya. Sebagai informasi, penunjukan Untung itu menjadi polemik karena dia dikenal sebagai eks tim mawar yang melakukan penculikan aktivis di ujung masa Orde Baru silam.
Andika menilai penunjukkan itu bukanlah suatu masalah, karena yang bersangkutan pun sudah mendapatkan keputusan pengadilan dan sudah dijalaninya.
"Ya Pangdam Jaya sebetulnya kalau dari segi hukum kan sudah menjalani apa yang kemudian waktu itu diputuskan oleh pengadilan," ujar Andika di Mako Rindam III/ Siliwangi, Jalan Manado, Kota Bandung, Rabu (12/1/2022).
"Sudah diputuskan dan berkekuatan hukum tetap dan sudah dijalani," tegas mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu.
Oleh karena itu, kata Andika, pihaknya pun menilai secara hukum sudah tidak ada lagi persoalan terkait Mayjen TNI Untung Budiharto untuk menduduki jabatan sebagai Pangdam Jaya.
"Jadi memang secara hukum tidak ada lagi yang kemudian harus dilakukan oleh mereka yang pada saat itu mendapatkan hukuman ya," ujarnya.
Oleh karena itu menurut alumni Akmil 1987 ini, tidak ada lagi yang perlu dipermasalahan dan menjadi hambatan terhadap karir kemiliteran Untung Budiharto terhadap putusan Mahkamah Militer Agung di dalam kasus Tim Mawar.
Mayjen Untung menjadi Pangdam Jaya menggantikan Mayjen Mulyo Aji mendapat promosi menduduki job bintang tiga sebagai Seskemenko Polhukam.
Mutasi Pangdam Jaya ini tertuang dalam Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/5/I/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia. Namun penunjukan itu menuai sorotan karena Untung adalah bagian dari tim Mawar yang terkait dengan operasi penculikan aktivis.
Seperti diketahui, keputusan penunjukan Mayjen Untung Budiharto menjadi Pangdam Jaya memancing kontroversi. Sejarah mencatat Untung Budiharto penah menjadi bagian Tim Mawar yang terlibat tindak penculikan dan penghilangan paksa sejumlah aktivis pro-demokrasi menjelang Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR 1998.
Seperti diketahui, tim Mawar ini adalah tim kecil 'elite' dari Grup 4/Sandi Yudha Kopassus yang tugasnya mendeteksi kelompok radikal, pelaku aksi kerusuhan, makar dan teror yang ingin menggulingkan pemerintahan yang sah pada saat itu.
Tim ini dibentuk oleh Komandan Satgas Merpati Mayor Inf. Bambang Kristiono pada Juli 1997 atas perintah Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Prabowo Subianto yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI dan Ketua Umum Partai Gerindra. Bambang Kristiono sendiri mendapatkan hukuman dikeluarkan dari dinas TNI dan sekarang menjadi anggota DPR RI dari Partai Gerindra
Sembilan dari 14 aktivis yang ditangkap Tim Mawar telah dipulangkan. Mereka adalah Desmond J Mahesa, Pius Lustrilanang, Haryanto Taslam, Faisol Riza, Raharja Waluyo Jati, Nezar Patria, Aan Rusdianto, Mugiyanto dan Andi Arief. Sedangkan yang hingga kini masih hilang, salah satunya Wiji Thukul. Bahkan Desmond dan Pius sepertinya juga sudah 'bersahabat' dengan Prabowo dan menjadi anggota DPR RI dari Partai Gerindra
| Editor | : Kasiono |
| Foto | : - |
| Sumber | : - |


No comments:
Post a Comment