![]() |
Tank tempur utama buatan Turki jenis Altay |
Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, kerja sama ini sudah
dibicarakan kembali Presiden Joko Widodo dengan Presiden Turki Recep Tayyip
Erdogan dalam pertemuan kedua belah pihak di Istana, Jumat (31/7/2015).
"Kemarin sudah dibicarakan dengan Pak Jokowi tentang
hal itu, tentu bagaimana dan komisi perdagangan kita sudah bicarakan, nanti
kita akan realisasi joint industry," kata Kalla usai bertemu dengan
Erdogan di Hotel Ritz Carlton, Sabtu (1/8/2015).
Terkait kerja sama ini, Pemerintah menunjuk PT Pindad
sebagai pelaksananya. Mengenai komitmen investasi Turki dalam kerja sama
pengembangan industri alutsista ini, Kalla menyampaikan bahwa hal itu belum
dibicarakan.
"Ya tentu harus dibicarakan dua-duanya joint
venture, belum, nanti," ujar Kalla.
Seusai pertemuan dengan Erdogan, Jumat, Jokowi
menyampaikan bahwa salah satu isu yang dibahas dalam pertemuannya berkaitan
dengan pemberantasan terorisme, termasuk Negara Islam Irak Suriah (ISIS).
Dari pertemuan itu, Jokowi menyatakan bahwa kedua negara
siap meningkatkan kerja sama di bidang intelijen. Jokowi mengungkapkan, kerja
sama intelijen ditujukan agar aparat kedua negara bisa saling berbagi
informasi. Dia pun berencana untuk menempatkan aparat intelijen Indonesia di
Turki.
Sebelumnya, PT Pindad, BUMN produsen alat-alat militer
dan komersial menggandeng sejumlah negara dalam mengembangkan alutsista. Dengan
FNSS Turki, Pindad akan mengembangkan pembuatan tank kelas sedang.
FNSS Defense Systems Turki merupakan perusahaan sistem
tempur darat terkemuka di Turki, yang akan memberikan pelatihan kerja untuk
BUMN PT Pindad Indonesia untuk desain dan produksi tank medium.
Prototipe pertama akan diproduksi di Turki dengan
partisipasi insinyur PT Pindand dan prototipe kedua akan diproduksi di
Indonesia oleh PT Pindad. (SRK/Kompas)