![]() |
Menhan Ryamizard Ryachudu saat mengunjungi markas Yonif 112/R IM |
Jakarta, (Zonasatu.co.id) - Indonesia dan Rusia sepakat memperluas
kerjasama di bidang pertahanan. Kerjasama kali ini memiliki prospek menggunakan
mata uang nasional dan penggunaan sistem barter dalam transaksi antara
Indonesia dan Rusia.
Menurut Kapuskom
Publik Kemhan Brigjen Djundan Eko Bintoro, perluasan kerjasama tersebut
disepakati saat Menhan Ryamizard Ryacudu diundang oleh Kementerian Pertahanan
Federasi Rusia pada 16-17 April lalu. Pada kesempatan itu, Ryamizard juga
diminta menjadi pembicara dalam Moscow Conference on International Security
(MCIS) ke-4.
"Sehari
sebelum mengadiri MCIS, tepatnya pada 15 April 2015, Pak Ryamizard mengadakan
pertemuan bilateral dengan Menhan Rusia Jenderal Sergei K Shoigu," ucap
Djundan di restoran di kawasan Thamrin, Jakpus, Kamis (7/5/2015).
Pertemuan tersebut
menghasilkan beberapa prakarsa dan kesepakatan bersama untuk memperluas
kerjasama bilateral bidang pertahanan, di mana sebagian telah dilaksanakan.
Antara lain kerjasama pertukaran informasi dan peningkatan kerjasama di bidang
dan pendidikan khususnya jenjang S2 dan S3.
"Kedua pihak
sepakat untuk membentuk working group di bidang teknik militer pada Sidang
Komisi Bersama ke-11 tahun 2016 dan mendorong agar MoU kerjasama bidang militer
dapat diselesaikan dalam waktu dekat," kata Djundan.
"Bentuk
working groupnya apa nanti saya perlu tanyakan dulu ke TNI, tapi sebelumnya
kami juga beberapa kali menggelar latihan gabungan, seperti di Batam tahun
lalu," sambung Jenderal Bintang 1 itu.
Tak hanya dengan
Menhan Rusia, Ryamizard pun secara terpisah juga melakukan pertemuan bilateral
dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia Denis V. Selain itu juga
dengan CEO Rosoboronexport, Isaikin.
“Membahas mengenai
kerjasama di bidang penyediaan alutsista. Mereka menawarkan, salah satunya
Sukhoi,” tukas Djundan.
Pada pertemuan itu
muncul prospek menggunakan mata uang nasional dan penggunaan sistem barter. CEO
Rosoboronexport, kata Djundan, menyampaikan sinyal positif bahwa pihak Rusia
melalui Rosoboronexport siap memberikan peluang kepada Indonesia untuk membeli
alutsista dengan format G to G (government to government).
“Mereka bersedia
memenuhi opsi-opsi yang diinginkan pemerintah Indonesia dalam proses pengadaan
alutsista. Jadi ada imbal dagang (barter) melibatkan kementerian lain, Kalau
enggak salah Kemendag. Jadi kita beli alutsista ke mereka, nah syaratnya mereka
harus beli apa yang menjadi unggulan kita, misalnya Kelapa Sawit,” jelas
Djundan.
“Coba tanya ke
Kemendag, katanya mereka punya 200 item yang bisa dijual. Kita bisa jual produk
unggulan ke mereka. Seperti itu kesepakatannya, tapi masih digodok lagi,”
imbuhnya.
Saat berada di
Rusia dan bertemu sejumlah pejabatnya, Menhan Ryamizard juga berkesempatan
mengadakan pertemuan bilateral dengan Menhan Iran Brigjen Hossein Dehghan yang
saat itu sedang berada di Rusia. Pertemuan itu disebut Djundan berkaitan dengan
pembahasan peningkatan kerjasama militer meliputi pertukaran informasi,
pendidikan, latihan bersama, serta pengadaan alutsista guna mendukung
pengembangan kemandirian industei pertahanan Indonesia.
“Kerjasama yang
baik antara Indonesia dengan Iran di bidang pertahanan diharapkan dapat
dijadikan contoh untuk pengembangan kerjasama di bidang lainnya,” pungkas
Djundan.(Detik)