Sebuah video
bidikan kamera drone atau pesawat nirawak milik milisi pro-Ukraina menunjukkan
bahwa tank-tank tempur Rusia dan peralatan perang lainnya bermunculan di Ukraina
timur. Pihak Ukraina pun menuding Presiden Rusia, Vladimir Putin benar-benar
ingin “melahap” wilayah Ukraina.
Para pejabat
keamanan Ukraina yang dikutip Bloomberg, menuduh ada lima jenderal Rusia yang
memainkan peran utama dalam komandan unit separatis di Ukraina timur. Namun,
Kremlin membantah tuduhan itu.
Bukti rekaman
drone yang menunjukkan tank-tank tempur Rusia di markas militrer di Ukraina
timur itu pertama kali dilaporkan oleh The Daily Beast. Dalam laporannya, media
tersebut menyatakan bahwa hasil rekaman pada awalnya menunjukkan beberapa tenda
dan kendaraan. Namun, drone yang terbang di atas wilayah yang sama dua minggu
kemudian, memperlihatkan basis militer itu sudah dipenuhi tank-tanka tempur
Rusia.
Analis militer
Fox News, pensiunan Mayor Jenderal Bob Scales, mengatakan strategi Putin
dilakukan secara tertata. ”Putin punya banyak waktu untuk melakukan hal ini,
dia tidak terburu-buru,” kata Scales, Sabtu (4/7/2015).
Tuduhan tindakan
militer Rusia yang semakin agresif di Ukraina timur juga disampaikan Sekretaris
Jederal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg. ”Kami melihat Rusia lebih tegas dan
mencoba untuk mengintimidasi tetangganya serta mengubah perbatasan,” kata
Stoltenberg.
Komentar Sekjen
NATO itu muncul setelah memeriksa salah satu dari enam pangkalan baru militer
NATO yang disiapkan di Rumania dan negara-negara Baltik. Pembangunan enam
pangkalan militer baru NATO itu diklaim sebagai tanggapan terhadap tindakan
Rusia di Ukraina. Langkah NATO ini merupakan aksi penguatan militer terbebesar
sejak akhir Perang Dingin.
Tudingan terbaru
terhadap Rusia tersebut hanya berselang sehari setelah Amerika Serikat (AS)
merilis dokumen “Strategi Militer Nasional” yang menyudutkan Rusia. Dalam
dokumen itu, AS terang-terangan menyatakan bahwa Rusia tujuh kali lebih
mengancam ketimbang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Kremlin marah
menanggapi dokumen strategi militer baru AS tersebut. Kremlin menyebut, dokumen
strategi militer AS itu konfrontatif.(TSM/Sindonews)


