![]() |
| Anggota Komisi IV DPR Fraksi PDIP Adriansyah |
Zonasatu.co.id - Anggota Komisi IV DPR Fraksi PDIP sekaligus mantan Bupati
Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel) Adriansyah ternyata menerima suap empat
kali lewat kurir anggota Polsek Metro Menteng, Jakarta Pusat, Brigadir Polisi
Satu (Briptu) Agung Krisdianto. Selain itu ada kurir lain yang dipakai
Adriansyah.
Seorang sumber di internal Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) memastikan, penerima suap setara Rp500 juta Adriansyah dari tersangka
Direktur PT Mitra Maju Sukses (MMS) Andrew Hidayat melalui Brigadir Agung,
Kamis 9 April 2015 malam bukan penerimaan pertama kali.
Ternyata, Adriansyah menerima suap melalui Brigadir Agung
sebanyak empat kali termasuk saat operasi tangkap tangan (OTT) pada Kamis
malam. Masing-masing dengan nominal yang hampir sama, sekitar Rp500 juta.
Artinya jumlah total yang diterima Adriansyah melalui Brigadir Agung mencapai
Rp2 miliar.
"Brigadir AK (Agung Krisdianto) sudah mengakui itu
pas diperiksa penyidik. Dia bilang empat kali. Nominalnya hampir sama dengan
waktu OTT," kata sumber kepada KORAN SINDO, awal pekan kedua Mei 2015.
Pada Kamis 9 April, sesaat setelah menerima uang dari Andrew
di Jakarta sebelum penangkapan, Brigadir Agung lebih bertandang ke money
changer untuk menukarkan uangnya.
Karena itulah saat penangkapan Adriansyah dan Andrew di
sela-sela Kongres IV PDIP, Bali, Kamis (9/4) malam, di Hotel Swiss-Belresort
Watu Jimbar, Sanur, Bali, penyidik menemukan amplop cokelat berisikan uang,
dengan rincian 40 lembar pecahan 1000 dollar Singapura, 485 lembar pecahan
Rp100.000, dan 147 lembar pecahan Rp50.000.
"Waktu itu memang sudah diikuti. Setelah penyerahan
AH (Andrew Hidayat) ditangkap di hotel sekitar Senayan, Jakarta, A (Adriansyah)
dan AK di Hotel Swiss-Belresort, Bali," papar sumber.
Selain Brigadir Agung, KPK menemukan Adriansyah pernah
menggunakan seorang kurir bernama Suparta (wiraswasta) untuk mengambil uang
suap dari PT MMS. Jumlah pengambilannya beberapa kali dengan nominal hampir
sama (sekitar Rp500 juta) dan variatif.
Pada Rabu (29/4) penyidik sebenarnya menjadwalkan
pemeriksaan terhadap Suparta. Tapi yang bersangkutan tidak hadir karena surat
panggilan pemeriksaan kembali ke kantor KPK. Suparta ternyata sudah berganti
alamat. KPK masih melacak alamat baru Suparta guna melayangkan panggilan ulang.
"Suparta juga pernah digunakan A (Adriansyah)
sebagai kurir untuk ambil uang," tegas sumber tadi.
Selain itu, diduga rekening Bambang Alamsyah sering kali
digunakan Adriansyah untuk menampung uang suap baik sebelum maupun setelah
menjabat sebagai bupati tanah laut dua periode, 2003-2008 dan 2008-2013.
Adriansyah bahkan diduga ikut mempengaruhi atau meminta
Bambang selaku bupati aktif 2013-2018 untuk melanggengkan pengusahaan bisnis PT
MMS dan/atau group, salah satunya izin usaha pertambangan (IUP) barubara.
Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa
Nugraha menyatakan, belum mengetahui berapa jumlah total penerimaan suap
Adriansyah meski Wakil Ketua KPK Zulkarnain sebelumnya sudah menyatakan,
Adriansyah menerima suap sejak 2009.
Penyidik tutur dia, masih berusaha memastikan berapa
jumlah total penerimaan suap Adriansyah. Selain itu juga ditelusuri bagaimana
cara penerimaan suap Adriansyah, berapa kali penerimaan lewat kurir anggota
Polsek Metro Menteng, Jakarta Pusat Brigadir Polisi Satu (Briptu) Agung
Krisdianto, di mana saja, dan apakah ada kurir lain.
Dia juga belum bisa memastikan apakah rekening Bupati
Tanah Laut 2013-2018 Bambang Alamsyah digunakan sebagai penampung uang suap
Adriansyah.
"Saya cek dulu. Belum ada informasi dari penyidik
soal kurir lain tersangka A. Berapa kali lewat Brigadir Agung itu juga saya
belum tahu. Itu penyidik yang dalami dan telusuri," tandas Priharsa.(SindoNews)


