OPINI - Berubah, berbenah adalah sebuah keharusan, keniscayaan dan garis takdir Allah bahwa perubahan, pergantian merupakan sebuah keniscayaan bagi berlangsungnya kehidupan didunia ini. Firman Allah dalam QS. Al Anbiya : 33 tentang pergantian siang dan malam merupakan petunjuk akan arti pentingnya sebuah perubahan dan pergantian. Heraclitus seorang filsafat Yunani kuno mengatakan bahwa didunia ini tidak ada yang permanen, kecuali perubahan, hal serupa juga diungkapkan oleh Ilmuwan penemu rumus E= mc² Albert Einstein mengatakan bahwa sesuatu yang pasti adalah perubahan. Gayung bersambut dengan pernyataan Einstein, Evelyn Waugh juga mengungkapkan “Change is the only evidence of life”. Hanya mereka yang mau dan siap berubah saja yang akan menjadi ‘petarung’ tangguh dalam kehidupan ini.
Perubahan terjadi dapat disebabkan oleh suatu tuntutan, tantangan dan keadaan. Perubahan merupakan suatu usaha untuk memperbaiki dengan melakukan sebuah inovasi dan kreasi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Perubahan dalam organisasi membuat roda perputaran menjadi sangat stabil dan balance, Perubahan bertujuan agar organisasi menjadi tidak statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi. Tanpa adanya perubahan, maka dapat dipastikan usia organisasi tersebut tidak akan bertahan lama. Organisasi yang mengabaikan konsep perubahan akan mengalami stagnant, lemah, kurang berdaya guna dan berhasil guna serta akan menimbulkan dampak negatif oleh karenanya. Organisasi modern dewasa ini dituntut untuk menghadapi dan menyelesaikan sejumlah persoalan yang menyebabkan terciptanya kebutuhan akan perubahan internal organisasi.
Perubahan adalah respon terencana atau tak terencana terhadap tekanan-tekanan dan desakan-desakan yang ada. Perubahan organisasi memiliki arti perubahan yang terjadi pada pelaku organisasi, struktur organisasi, dan teknologi dalam suatu organisasi dalam meraih efektifitas organisasi. Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut.
Maju tidaknya sebuah organisasi tergantung dari kemauan sebuah organisasi untuk berubah dan berbenah, perubahan adalah sebuah proses menuju perbaikan dan keberlangsungan kehidupan dan organisasi untuk survive, kemampuan organisasi untuk bertahan hidup (survive) tergantung dari kemampuan dan pengambilan keputusan untuk mau berubah dan berbenah, menyikapi segala perubahan yang terjadi dan menyesuaikan diri dengan perubahan potensial di masa datang. Perubahan tersebut sejatinya untuk meningkatkan, membenahi dan memperbaiki atas semua pencapaian yang kurang maksimal. Organisasi yang dinamis dan bertumbuh sangat membutuhkan tekad untuk berubah, berbenah dan memperbaiki diri, memperbaiki kualitas dan memperbaiki kinerja.
Kelambanan organisasi ini bisa disebabkan
antara lain kelambanan struktural dan kelompok kerja, tantangan keseimbangan
kekuatan yang ada, usaha perubahan sebelumnya tidak berhasil, terlalu fokus
pada perubahan terbatas, ancaman pada hubungan kekuasaan yang sudah ada, ancaman
terhadap alokasi sumber daya yang sudah ada, demografis, persepsi terhadap
revolusi informasi, lingkungan dan social. Kelambanan tersebut mengakibatkan
kelemahan dan kemunduran organisasi yang berakibat pada disfungsi sebuah
organisasi, yang akan melimitasi kemajuan
dari organisasi untuk berkembang dan meningkat.
Kebutuhan dan tuntutan masyarakat, serta jaman menjadikan sebuah organisasi tersebut terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu, keberhasilan dan kemajuan tentunya tidak akan dicapai manakala suatu organisasi tersebut memiliki mindset anti perubahan. Mindset stagnant dan antipati terhadap perubahan justru akan menciptakan kemunduran sebuah organisasi, tetapi sebaliknya perubahan akan menjadi pelecut kemajuan dan kejayaan sebuah organisasi karena melalui perubahan sebuah kemajuan akan tercapai, koreksi dan pembenahan juga akan mudah dilakukan dan melalui perubahan juga, sebuah peningkatan kualitas akan mudah diraih tentunya dengan meninggalkan mindset stagnant, apatis dan scarcity mentality atau mentalitas berkekurangan, mentalitas yang egois, sombong, angkuh, merasa diri paling benar, paling jago, paling hebat segalanya sehingga tidak membutuhkan kritik, saran dan masukan, mempertahankan idealisme arogan tetapi justru mengakibatkan suatu kelemahan organisasi, kemunduran dan kefatalan fungsi sebuah organisasi.
Perjuangan dalam meraih sebuah kemajuan akan sangat bermakna apabila dapat memanfaatkan perubahan sebagai sebuah pelecut, pijakan dan titik tolak kemajuan dan peningkatan, oleh karenanya tentu sangat membutuhkan tekad yang kuat conqruen dan abundance mentality (mentalitas berkelimpahan) yang menginginkan sebuah kemajuan, peningkatan, dengan membina kerjasama, koordinasi yang harmonis dan saling menghargai satu sama lain, mendukung dan memberikan support untuk tetap berkembang dan memberikan kebermanfaatan serta berorientasi untuk selalu memberikan kualitas yang baik dan prima. Perubahan itu dimulai dari mindset untuk berubah, berbenah, hal ini didasari pada sistem pembelajaran yang mendalam dan keputusan untuk mengambil tindakan berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dan keberanian yang conqruen. Kemampuan tersebut adalah kemampuan absorftive untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pengetahuan, menyerap pengetahuan eksternal, mengkombinasikan pengetahuan baru dengan yang sudah ada dan memanfaatkan pengetahuan ke dalam kegiatan suatu organisasi.
Tipe perubahan menurut Andersen dan Andersen (2001) dibagi menjadi tiga yaitu perubahan development, perubahan transisi, dan perubahan transformasi. Perubahan membutuhkan strategy untuk memudahkan dalam pencapaian suatu tujuan. Perubahan developmental akan memberikan respon terhadap perubahan lingkungan yang relatif kecil, daya ledak perubahannya tentu akan lebih kecil jika dibandingkan dengan tipe-tipe perubahan lainnya. Perubahan transisi memiliki respon yang lebih signifikan terhadap perubahan lingkungan, perubahan ini membutuhkan subtitusi/pengganti yang tentunya akan lebih bermakna dan bermanfaat dibanding sebelumnya tetapi karena sifatnya subtitusi tersebut maka perubahan transisi ini menjadi sangat kompleks. Perubahan transisi ini dilakukan berdasarkan atas kebutuhan dan tuntutan akan sebuah perubahan dan pembenahan, sangat berbeda dengan tipe perubahan yang ketiga yaitu perubahan transformasi. Perubahan transformasi ini menggunakan media budaya, issu, wacana sebagai trigger untuk berubah dan berbenah. Tipe ini sangat membutuhkan ketrampilan kepemimpinan yang konsisten dan welcome terhadap semua perubahan dan semua issu yang ada.
Perubahan merupakan indikator keberhasilan dan kesuksesan serta kecakapan seorang pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi, menjadikannya sebuah kesempatan dan strategy untuk mengetahui prediksi tentang kisaran peluang yang terjadi di masa mendatang. Perubahan memiliki tujuan untuk meningkatkan, menguatkan, dan sekaligus memperbaiki sebuah organisasi agar lebih efektif, efisien, berdaya guna dan berhasil guna. Efektivitas sebuah organisasi akan melimitasi konflik yang terjadi, kurangnya kepedulian, apatis, dan egositas pribadi. Organisasi yang efektif menentukan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan masyarakat dan sekaligus meraih harapan stakeholder.
Kebutuhan dan tuntutan masyarakat, serta jaman menjadikan sebuah organisasi tersebut terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu, keberhasilan dan kemajuan tentunya tidak akan dicapai manakala suatu organisasi tersebut memiliki mindset anti perubahan. Mindset stagnant dan antipati terhadap perubahan justru akan menciptakan kemunduran sebuah organisasi, tetapi sebaliknya perubahan akan menjadi pelecut kemajuan dan kejayaan sebuah organisasi karena melalui perubahan sebuah kemajuan akan tercapai, koreksi dan pembenahan juga akan mudah dilakukan dan melalui perubahan juga, sebuah peningkatan kualitas akan mudah diraih tentunya dengan meninggalkan mindset stagnant, apatis dan scarcity mentality atau mentalitas berkekurangan, mentalitas yang egois, sombong, angkuh, merasa diri paling benar, paling jago, paling hebat segalanya sehingga tidak membutuhkan kritik, saran dan masukan, mempertahankan idealisme arogan tetapi justru mengakibatkan suatu kelemahan organisasi, kemunduran dan kefatalan fungsi sebuah organisasi.
Perjuangan dalam meraih sebuah kemajuan akan sangat bermakna apabila dapat memanfaatkan perubahan sebagai sebuah pelecut, pijakan dan titik tolak kemajuan dan peningkatan, oleh karenanya tentu sangat membutuhkan tekad yang kuat conqruen dan abundance mentality (mentalitas berkelimpahan) yang menginginkan sebuah kemajuan, peningkatan, dengan membina kerjasama, koordinasi yang harmonis dan saling menghargai satu sama lain, mendukung dan memberikan support untuk tetap berkembang dan memberikan kebermanfaatan serta berorientasi untuk selalu memberikan kualitas yang baik dan prima. Perubahan itu dimulai dari mindset untuk berubah, berbenah, hal ini didasari pada sistem pembelajaran yang mendalam dan keputusan untuk mengambil tindakan berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dan keberanian yang conqruen. Kemampuan tersebut adalah kemampuan absorftive untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pengetahuan, menyerap pengetahuan eksternal, mengkombinasikan pengetahuan baru dengan yang sudah ada dan memanfaatkan pengetahuan ke dalam kegiatan suatu organisasi.
Tipe perubahan menurut Andersen dan Andersen (2001) dibagi menjadi tiga yaitu perubahan development, perubahan transisi, dan perubahan transformasi. Perubahan membutuhkan strategy untuk memudahkan dalam pencapaian suatu tujuan. Perubahan developmental akan memberikan respon terhadap perubahan lingkungan yang relatif kecil, daya ledak perubahannya tentu akan lebih kecil jika dibandingkan dengan tipe-tipe perubahan lainnya. Perubahan transisi memiliki respon yang lebih signifikan terhadap perubahan lingkungan, perubahan ini membutuhkan subtitusi/pengganti yang tentunya akan lebih bermakna dan bermanfaat dibanding sebelumnya tetapi karena sifatnya subtitusi tersebut maka perubahan transisi ini menjadi sangat kompleks. Perubahan transisi ini dilakukan berdasarkan atas kebutuhan dan tuntutan akan sebuah perubahan dan pembenahan, sangat berbeda dengan tipe perubahan yang ketiga yaitu perubahan transformasi. Perubahan transformasi ini menggunakan media budaya, issu, wacana sebagai trigger untuk berubah dan berbenah. Tipe ini sangat membutuhkan ketrampilan kepemimpinan yang konsisten dan welcome terhadap semua perubahan dan semua issu yang ada.
Perubahan merupakan indikator keberhasilan dan kesuksesan serta kecakapan seorang pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi, menjadikannya sebuah kesempatan dan strategy untuk mengetahui prediksi tentang kisaran peluang yang terjadi di masa mendatang. Perubahan memiliki tujuan untuk meningkatkan, menguatkan, dan sekaligus memperbaiki sebuah organisasi agar lebih efektif, efisien, berdaya guna dan berhasil guna. Efektivitas sebuah organisasi akan melimitasi konflik yang terjadi, kurangnya kepedulian, apatis, dan egositas pribadi. Organisasi yang efektif menentukan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan masyarakat dan sekaligus meraih harapan stakeholder.
![]() |
Perubahan harus berorientasi pada peningkatan dan kemajuan |
Untuk mewujudkan suatu perubahan dalam
organisasi maka membutuhkan beberapa langkah-langkah perubahan antara lain yaitu
Memulai
- Menciptakan suasana untuk berubah, berbenah
- Membentuk tim
- Menyusun strategy perubahan
Merencanakan
- Mengidentifikasi perubahan yang harus dilakukan
- Membuat rencana aksi
- Memilih quick win-win solution
- Mensosialisasikan ke pemangku kepentingan
Melaksanakan
- Memberikan penugasan kepada anggota tim
- Melaksanakan perubahan
- Mengukur hasilnya
Memantapkan
- Merayakan keberhasilan
- Menyusun standar baru hasil perubahan
mengukur sejauh mana kemampuan seseorang atau kelompok
mencapai suatu target atau tujuan tertentu, Perubahan bukan saja bermanfaat
untuk masyarakat, tetapi perubahan tersebut sejatinya bermanfaat juga untuk
peningkatan internal organisasi. Oleh
karena perubahan tersebut bergerak mengikuti keinginan baik itu internal dan
eksternal organisasi, hal tersebut tergantung dari dimensi perubahan yang
meliputi direct, describe, define, deliver, develop. Perubahan akan
cepat dilaksanakan manakala memiliki seorang “Agent of Change” atau “seseorang yang memberikan saran profesional yang mendemonstrasikan
pengetahuan organisasi, memperbaiki komunikasi organisasi, memecahkan masalah,
membangun consensus dan komitmen, memfasilitasi pembelajaran, menganalisis, mengelola
dan mengimplementasikan perubahan, meningkatkan fleksibilitas.
Manajemen Perubahan akan mudah diterima dan dilaksanakan bersama apabila memiliki Awarness (kesadaran) akan perlunya perubahan, keinginan untuk mendukung dan berpartisipasi dalam perubahan, pengetahuan tentang bagaimana mengubah, kemampuan untuk menerapkan perubahan dan penguatan untuk mempertahankan perubahan. Organisasi yang sukses meraih keberhasilan adalah organisasi yang mau menerapkan learning organizational sebagai titik tolak perubahan dan sekaligus menerapkan pengetahuan dan kemampuannya.
Manajemen Perubahan akan mudah diterima dan dilaksanakan bersama apabila memiliki Awarness (kesadaran) akan perlunya perubahan, keinginan untuk mendukung dan berpartisipasi dalam perubahan, pengetahuan tentang bagaimana mengubah, kemampuan untuk menerapkan perubahan dan penguatan untuk mempertahankan perubahan. Organisasi yang sukses meraih keberhasilan adalah organisasi yang mau menerapkan learning organizational sebagai titik tolak perubahan dan sekaligus menerapkan pengetahuan dan kemampuannya.
![]() |
Manajemen perubahan model ADKAR |
Perubahan tidak
tercapai manakala tidak ada kerjasama dengan berbagai pihak dan koordinasi yang
solid dan conqruen, menerapkan disiplin
diri, kerja sama tim, kecanggihan teknologi, orientasi pada tindakan. Oleh
karena itu perlu sekali menerapkan strategy, rajin, tekun, make a vision with the big dream, tumbuhkan awareness atau kesadaran, hargai dan berikan value meskipun tidak berujud materi, mengembangkan potensi,
meningkatkan dan memperbaiki
ketrampilan, mengembangkan potensi, menciptakan keunggulan serta mempengaruhi
orang lain untuk bergerak maju dan terus berinovasi. Semoga dengan manajemen perubahan ini dapat memberikan
andil yang positif bagi perubahan struktur
organisasi, pengelolaan sumber daya manusia, proses mekanisme kerja dan budaya organisasi. So please come on being agent of
change..reach succes with the best!!!!
***
Penulis :
Patriawati Narendra, SKM
Staf P3AP2KB
Kandidat Magister of Epidemiology UNDIP
Awardee Beasiswa S2 Tugas Belajar PPSDM Kemenkes RI 2017